Liputan6.com, Jakarta Jika Anda berencana untuk memiliki dokter baru, memilih dokter wanita dibanding pria akan memberikan perbedaan yang berarti. Pasien lebih berkemungkinan meninggal, atau kembali masuk rumah sakit, jika dokter mereka adalah pria. Begitu temuan sebuah studi baru dari riset kesehatan masyarakat di Harvard University.
Setelah mengumpulkan data, para peneliti menemukan, tak peduli apapun alasan seseorang sampai masuk ke rumah sakit, para pasien memiliki angka kematian dan kunjungan ulang ke rumah sakit yang lebih rendah jika dokter mereka perempuan.
Baca Juga
Walaupun perbedaan angkanya secara persentase hanya sedikit, namun ada 32 ribu pasien yang hidup lebih lama dan bisa menghindari kunjungan ulang ke rumah sakit setiap tahunnya. Setelah diobati oleh dokter wanita.
Advertisement
Para peneliti melihat data medis pasien di AS selama tiga tahun, memilih sampel acak dari lebih 1 juta penerima Medicare (berusia di atas 65 tahun) yang masuk rumah sakit pada tahun 2011 sampai 2014. Mereka fokus pada dokter pria dan wanita dengan sistem rumah sakit dan perawatan kesehatan yang sama. Dan menyesuaikan hasilnya berdasarkan umur dokter, pelatihan medis, dan lama pengalaman.
Hasil pengobatan dari dokter pria dan wanita ini jauh berbeda untuk beberapa jenis penyakit tertentu seperti pneumonia, sepsis, gagal jantung, penyakit pernapasan kronis, infeksi saluran kemih, gagal ginjal, aritmia, dan pendarahan gastrointestinal.
Walaupun penelitian ini dilakukan pada pasien lansia, hasilnya juga berlaku untuk pasien yang lebih muda, ujar salah satu peneliti, Ashish Jha, MD, melansir Prevention, Senin (13/2/2017).
Apa bedanya dokter pria dan wanita?
Para peneliti mencatat, dokter wanita biasa lebih setia pada panduan klinis, lebih sering memberikan perawatan pencegahan, dan memiliki komunikasi dengan pasien yang lebih baik dibanding dokter pria.