Liputan6.com, India Bagi pria yang didiagnosis kanker prostat, reaksi yang paling umum adalah ingin segera bebas dari kanker. Alarm kanker mungkin menyebabkan sebagian besar pasien dan dokter untuk segera operasi dan menjalani perawatan berat.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun sebagian besar kasus ditemukan di sebuah negara yang agresif, salah satunya India. Pasien berhak mengetahui jenis kanker prostat sehingga membuat keputusan yang tepat.
Tidak semua orang membutuhkan operasi, kadang-kadang hanya pengawasan yang cukup.
Sampel biopsi dapat gagal
Kanker prostat adalah penyakit yang tumbuh lambat, yang berarti lebih banyak orang meninggal bahkan ketika tidak diobati. Dalam dunia kanker, alat-alat baru untuk diagnosis dapat memberitahu dokter tentang penyakit pasien.
Fakta berupa tes darah PSA (prostat spesifik antigen), pemeriksaan andalan kanker prostat dapat memberikan tiruan yang palsu dan menyebabkan kebingungan.
Dokter biasanya akan membuktikan secara biopsi, dikutip dari laman Hindustan Times, Senin (20/2/2017).
Penelitian baru mengatakan, sampel jaringan biopsi dapat gagal memberikan dokter pemahaman yang akurat soal kanker. Bahkan satu studi menunjukkan hingga 35 persen dari kanker prostat benar-benar luput pada saat biopsi pertama.
Sementara USG trans-rektal (TRUS) yang ditunjukkan biopsi menjadi alat standar untuk beberapa waktu, dibatasi secara acak sampel daerah prostat untuk sel-sel kanker.
Gunakan biopsi cair
Gunakan biopsi cair
Gambar biopsi menjadi topik panas dalam identifikasi tumor, terutama teknologi MRI canggih telah menjadi mampu menangkap lesi (jaringan abnormal pada tubuh). Sebuah metode yang ditargetkan menggabungkan teknologi tradisional dan menggabungkan gambar scan MRI dengan orang-orang dari USG.
Dalam biopsi fusion, lesi tumorous dapat ditunjukkan dengan program perangkat lunak dan sampel di klinik untuk hasil yang lebih akurat.
Penggunaan biopsi cair melalui tes darah dan urine untuk biomarker kanker juga telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir sebagai alternatif non-invasif (tindakan tanpa sayatan ke dalam tubuh) untuk biopsi.
Tes menggunakan biopsi cair masih diperdebatkan tapi bisa memiliki potensi besar terhadap orang yang berisiko terkena kanker prostat.
Advertisement
Perlu dioperasi atau tidak
Perlu dioperasi atau tidak
Bagi pasien yang menderita kanker prostat, tiap alat dokter atau tes membantu dokter menentukan satu hal: apakah pasien harus menerima perawatan?
Menjalani terapi radiasi atau operasi adalah keputusan besar dalam hidup. Sementara itu, prosedur bedah yang paling umum, prostatektomi radikal mengharuskan prostat dibedah dari tubuh.
Setelah operasi, pasien biasanya mengalami kesulitan mengendalikan kandung kemih mereka atau mempertahankan ereksi setidaknya untuk sementara waktu.
Kombinasi penilaian dan hasil tes yang lebih baik memungkinkan dokter dapat memutuskan, apakah pasien harus ditempatkan pada active surveillance, pengobatan dapat ditunda tanpa mengurangi kesempatan pasien untuk sembuh.
Cara ini menjadi efektif, pasien harus datang secara teratur untuk melakukan ujian fisik, bloodwork, pencitraan, dan biopsi. Yang paling penting, pasien harus rajin mengubah gaya hidup dan mengecek penyakit mereka dari waktu ke waktu.