Liputan6.com, Jakarta Orang awam sering mengganti sebutan diabetes militus dengan penyakit kencing manis. Ada juga yang menyebut ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin akibat adanya kelainan metabolisme ini dengan penyakit gula.
Dokter dari Klinik Pratama Eny di Yogyakarta, Eny Iskawati, mengatakan, tidak ada yang salah dengan dua "kata pengganti" dari diabetes militus karena kadar glukosa atau gula di dalam darah diabetesi (orang dengan diabetes) sangat tinggi.
Advertisement
Baca Juga
"Sehingga sebagian besar glukosa atau gula tersebut akan dikeluarkan dari tubuh bersamaan dengan urine," kata Eny ditulis Health-Liputan6.com pada Jumat (10/3/2017)
Terjadinya diabetes pun karena tubuh kurang maksimal--bahkan tidak punya kemampuan sama sekali--dalam memprduksi insulin, enzim yang bertanggung jawab dalam metabolisme karbohidrat di dalam tubuh kita.
Pada keadaan normal, jelas Eny, apabila kita menyantap nasi atau kentang, tubuh akan mencerna karbohidrat yang kemudian mengubahnya jadi gula. Kemudian, glukosa akan mengedarkannya ke seluruh tubuh melalui peradaran darah, untuk selanjutnya dengan bantuan insulin, glukosa di dalam aliran darah masuk ke dalam jaringan dan sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi.
"Tubuh kita ini ibarat mesin mobil, dan glukosa adalah bahan bakarnya yang digunakan untuk menjalankan mesin mobil. Kalau bahan bakarnya tak ada, apa mesin mobil mau bekerja maksimal?" katanya menambahkan.
Dalam menangani pasien dengan diabetes, Eny selalu menganjurkan pasiennya untuk tidak berhenti mengonsumsi obat sehingga dapat mengontrol penyakitnya tersebut.