Sukses

Menutup Luka dengan Kain Kasa Ternyata Keliru

Banyak yang menganggap luka itu harus kering dan ditutup dengan kain kasa (perban). Nyatanya, keliru

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, pengetahuan secara umum mengenai luka baik masyarakat ataupun tenaga
kerja medis lainnya masih cukup rendah. Masalah luka sering dianggap sepele atau bukan sesuatu yang penting.

Kesalahan umum tentang menutup luka misalnya, banyak yang menganggap luka itu harus kering dan ditutup dengan kain kasa (perban). Nyatanya, ini keliru.

"Paradigma awam atau kebanyakan orang menganggap luka harus kering. Padahal sebetulnya kondisi yang umum harus dalam posisi lembab. Lembab ialah kondisi kering dan tidak basah," kata ahli penangangan luka, dr. Adisaputra R., MD, CWSP, FACCWS dalam acara Indonesia Wound Summit Kedua dari Kalbe di Double Tree Hotel, Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

Menurutnya, kondisi lembab pada luka bertujuan agar jaringan baru tumbuh dan luka bisa menutup. Menggunakan kasa jelas akan membuat luka menjadi kering. Sayangnya, hal ini akan memicu pertumbuhan bakteri dari luar dan akhirnya mengontaminasi luka.

"Bahkan ada studi menyebutkan bakteri dapat menembus sampai 65 kasa," imbuhnya.

Luka, kata dia, terbagi dari tingkat keparahannya yaitu luka akut dan kronik. Luka akut biasanya terjadi dengan cepat atau tiba-tiba dan penyembuhannya dapat diprediksi.

Sedangkan luka kronis bisa disebabkan karena kondisi luka yang dibiarkan dalam waktu yang lama sehingga semakin lama semakin serius. "Untuk itu setiap luka kecil pun tidak boleh diabaikan terlalu lama, penanganannya juga harus benar."

Lalu bagaimana penangan yang tepat?

Penanganan luka memang harus ditutup. Tapi sebaiknya gunakan produk penutup luka yang didesain secara tepat untuk menutup luka sehingga lembab dan terlindungi dari bakteri.

"Salah satu produk penutup luka yang baik seperti foam dressing yang dapat menyerap cairan, menjaga luka tetap lembab agar cairan dari dalam luka tidak terlalu menguap keluar dan juga berupaya agar bakteri dari luar tidak masuk dalam luka," pungkas Adisaputa. (Aida Tifani)