Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan pria di Indonesia memiliki penis yang sudah disunat. Walaupun begitu, banyak orang yang menyepelekan efek sunat dan menganggapnya hanya sebagai bagian dari ritual.
Namun, Men's Health memaparkan ada lima cara sunat dapat mempengaruhi kehidupan seorang pria, terutama urusan seks. Berikut lima hal tersebut, ditulis Senin (13/3/2017)
Baca Juga
1. Anda akan tahan lebih lama
Advertisement
Memiliki penis yang disunat memungkinkan Anda untuk menunda orgasme, jelas suatu studi yang dilakukan di Turki.
Dalam studi tersebut, pria yang disunat setelah dewasa mengukur berapa lama mereka mencapai klimaks baik sebelum dan sesudah mereka disunat. Para pria itu bisa bertahan rata-rata 20 detik lebih lama setelah tutup penisnya diangkat.
Peneliti lain berspekulasi karena hal ini membuat penis jadi lebih tak sensitif. Hal inilah yang dianggap bisa menjadi pembedanya - namun penelitian masih belum bisa memastikannya.
2. Begitu juga wanita pasangan Anda
Suatu studi di Denmark menemukan, wanita yang menikahi pria dengan penis yang disunat melaporkan kesulitan secara seksual, termasuk dalam mencapai orgasme.
Profesor Seks dari Men's Health, Debby Herbenick, Ph.D., mengatakan mungkin studi ini ada benarnya. Dalam bukunya Sex Made Easy, dia menuliskan pengalaman pribadinya.
"Aku bisa merasakan kulit penutup penis bergerak menyentuh dinding vaginaku saat seks. Hal ini adalah sensasi baru dan menyenangkan.... Merasakan kulit kepala penisnya juga sepertinya membuat orgasme jadi lebih mudah saat melakukan seks vaginal."
Tapi ini bukan berarti wanita lebih menyukai pria yang tak disunat - selayaknya segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, semuanya adalah pilihan pribadi. Tapi untuk beberapa wanita, kulit kepala penis dapat meningkatkan sensasinya.
Advertisement
3. Risiko Anda terkena kanker menurun
Sebelum Anda merasa sedih tentang masalah orgasme wanita tadi: Pria yang disunat memiliki kemungkinan lebih kecil terkena kanker penis dan prostat, setelah diteliti. Kulit penutup penis bisa menyebabkan inflamasi dan penyakit menular seksual, yang keduanya berkontribusi terhadap berkembangnya kanker, ujar para peneliti.
Tetap saja hal itu bukan berarti semua pria lantas harus disunat (jika Anda tak menginginkannya dan tak bertentang dengan ajaran Anda). Gunakanlah kondom untuk melindungi Anda dari penyakit menular seksual dan pastikan Anda menjaga kebersihan penis (mandi setelah seks, tarik kulit penutup penis Anda ketika membersihkannya) untuk mencegah inflamasi.
4. Anda lebih aman dari penyakit menular seksual
Disunat memperkecil risiko Anda tertular HIV dan penyakit menular seksual lainnya, menurut CDC. Dalam suatu studi, para pria di Baltimore, AS, yang diketahui memiliki risiko paparan HIV, dua kali lebih tinggi terinfeksi jika merek tidak disunat.
Para peneliti masih berusaha merumuskan penyebabnya, tapi satu teori adalah karena kulit penutup penis Anda lebih rentan terhadap infeksi HIV dibanding kepala penis.
Penjelasan lain yang masuk akal: Kulit penutup penis berisiko robek saat seks, yang kemudian akan membuat jalan mudah untuk masuknya virus ke dalam tubuh. Atau bisa jadi lipatan kulit penutup penis memberi tempat nyaman bagi bakteri berkembang biak.
Advertisement
5. Kondom lebih menempel
Menggunakan kondom bisa agak sulit pada penis yang tidak disunat, ujar Herbenick. Kulit penutup penis bisa membuat pemasangannya tidak pas, dan kulit itu bisa bergeser di dalam kondom, yang pada akhirnya dapat membuat kondom lepas.
Jika Anda tidak disunat, gunakanlah kondom yang lebih besar. Tarik kulit penutup penis sebelum memasang kondom, lalu dorong kembali kulit penutup penis Anda sambil menahan ujung kondom di tempatnya.
Hal ini memungkinkan kulit penutup penis untuk bergerak lebih bebas saat seks, sekaligus memastikan kondom Anda tetap melekat dengan baik.
Pastikan Anda membenarkan posisi kondom saat seks jika Anda melihatnya bergeser, tekan Herbenick.