Liputan6.com, Chicago, Amerika Serikat Para pria yang sedang melakukan terapi obat untuk rambut rontok kemungkinan menderita disfungsi ereksi jangka panjang. Penelitian ini dipelopori Dr Steven Belknap, seorang asisten peneliti profesor dermatologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, Amerika serikat.
Baca Juga
Advertisement
Temuan memaparkan, selama lebih dari 205 hari, para pria berusia di bawah 42 tahun kemungkinan paling berisiko terkena disfungsi ereksi jangka panjang dibandingkan pria yang menggunakan obat rambut rontok dan pembesar prostat kurang dari 205 hari.
Salah satu obat yang menyebabkan kondisi disfungsi ereksi bernama finasteride. Finasteride adalah obat untuk pertumbuhan rambut dan memperbesar prostat, yang dijual di bawah nama merek Propecia dan Proscar.
Obat lain yang bernama dutasteride juga digunakan mengecilkan pembesaran prostat. Studi ini menunjukkan, pria yang mengkonsumsi finasteride dan dutasteride dapat menderita disfungsi ereksi secara terus-menerus.
Kondisi tersebut dilihat dari ereksi yang tak normal selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah berhenti minum kedua obat, menurut laman Science Times, Senin (13/3/2017).
Disfungsi ereksi jangka panjang
Disfungsi ereksi jangka panjang
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan memeroleh dan mempertahankan ereksi yang kuat saat berhubungan seks. Kondisi ini menyebabkan stres dan memengaruhi kepercayaan diri. Selain itu, memengaruhi hubungan dengan pasangan.
Gejala disfungsi ereksi meliputi, kesulitan mendapatkan ereksi, menjaga ereksi, dan hasrat seksual yang berkurang. Para peneliti mempelajari lebih dari 12 ribu pasien pria di Northwestern Medicine.
Penelitian berfokus pada pria dari usia 16-89 tahun, yang mengkonsumsi finateride dan dutasteride setidaknya sekali, dari tahun 1992 sampai tahun 2013.
Faktor studi dilihat dari dosis dan durasi penggunaan obat, diagnosis libido yang rendah, dan disfungsi ereksi.
Hasil temuan, sebanyak 167 pria (1,4 persen) yang mengkonsumsi finateride dan dutasteride berisiko jangka panjang mengalami disfungsi ereksi. Mereka diperkirakan akan mengalami disfungsi ereksi yang berlangsung selama sekitar tiga setengah tahun setelah berhenti minum obat.
Lamanya waktu timbulnya disfungsi ereksi bisa memprediksikan lebih baik soal kondisi medis lainnya, yang terkait dengan disfungsi ereksi, seperti hipertensi dan diabetes.
Advertisement