Liputan6.com, Jakarta Bayi merupakan mahluk ringkih sehingga perlu dijaga dan dilindungi. Oleh sebab itu, sering kita melakukan proteksi dengan menggunakan beragam pelindung bayi. Baik dari topi tebal, kaus kaki, selimut tebal, sampai sarung tangan.
Fungsi dari sarung tangan sebenarnya bertujuan untuk melindungi bayi dari goresan yang bisa terjadi dari kuku bayi sendiri. Sayangnya, menggunakan sarung tangan bayi tidak perlu berlama-lama. Apa alasannya?
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah tingkah laku bayi yang menandakan bahwa dia lapar. Sama halnya seperti orang dewasa ketika lapar pasti berusaha untuk mencari makan. Tanda lapar pada bayi sering kali diasumsikan dengan menangis.
"Menangis adalah tanda bayi saat lapar yang paling akhir, tanda lapar yang sudah bercampur frustrasi" ujar dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC dalam acara Breastfeeding Beyond 1 Year Old di Titan Center, Bintaro, Tangerang Selatan, Sabtu (18/3/2016).
Menurut Wiyarni, ketika bayi lapar mereka mengecap-ngecap terlebih dahulu kemudian melakukan gerakan dengan mimik menghisap.
Ketika tidak direspons dengan baik, akhirnya bayi membawa tangannya untuk diisap. Jika masih tidak direspons, bayi akan menangis. Untuk itu para ibu perlu mengetahui tanda lapar pada bayi sehingga jangan menggunakan sarung tangan berlama-lama.
Proses memberi makan bayi juga dapat mempengaruhi kelancaran ASI. "Saat bayi menangis akhirnya sang ibu akan dengan panik memberikan ASI," kata Wiyarni menambahkan.
Karena panik ini akhirnya mempengaruhi kelancaran ASI untuk bayi sehingga tidak dapat maksimal memberikan aksi eksklusif.
Selain mempengaruhi ASI ibu, sarung tagan yang dikenakan bayi terlalu lama juga bisa memengaruhi perkembangan saraf sensorik dan motrik pada tangan dan jemari bayi. Untuk itulah sebisa mungkin para ibu harus mengetahui pemahaman seperti ini.
Reporter: Aida Tifany