Sukses

Racun Laba-laba Berpotensi Jadi Obat Stroke di Masa Depan

Temuan racun laba-laba mematikan untuk pengobatan stroke.

Liputan6.com, Australia Protein yang terkandung dalam racun laba-laba diklaim dapat membantu melindungi otak akibat stroke. Para peneliti dari University of Queensland dan Monash University menemukan dosis dari protein berjenis Hi1a pada racun laba-laba yang bekerja pada tikus.

Pengobatan ini kemungkinan menjadi pengobatan stroke di masa depan meski belum diuji pada manusia.

Menurut Stroke Association, penelitian masih berada pada tahap awal tapi racun laba-laba dianggap berpotensi mengurangi kerusakan otak yang disebabkan stroke.

Dalam proses penelitian, tim peneliti berwisata ke Fraser Island di Australia untuk berburu dan menangkap tiga laba-laba Australia mematikan berjenis funnel-web spiders.

"Kami mengumpulkan laba-laba dari Fraser Island di lepas pantai selatan Queensland. Laba-laba ini menggali liang, yang mampu mencapai kedalaman 20-30 cm," jelas Prof Glenn King, yang memimpin penelitian sesuai dikutip dari BBC, Rabu (22/3/2017).

Laba-laba yang ditangkap kemudian dibiarkan melepaskan racun. Racun disedot menggunakan pipet. Proses berikutnya berupa membedah kelenjar racun dari laba-laba dan diteliti kandungan protein dalam racun.

"Untuk pertama kalinya, kami menemukan cara meminimalkan efek kerusakan otak setelah stroke. Protein Hi1a memberikan beberapa perlindungan untuk area otak inti yang paling terpengaruh kekurangan oksigen. Area ini umumnya dianggap tidak mampu pulih karena kematian sel yang cepat disebabkan stroke," ungkap Glenn.

Penelitian ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences pada 20 Maret 2017.

  • Stroke adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

    Stroke

  • Laba-laba