Sukses

Sayur Tak Perlu Dibuat Jus, Ini 2 Alasannya

Menurut pakar nutrisi Brigitte Zeitlin mengonsumsi jus sayur sama berarti sama saja mengonsumsi gulanya saja.

Liputan6.com, Jakarta Jus sayur menjadi salah satu minuman yang diklaim mampu mendetoksifikasi atau membersihkan tubuh dari racun atau membantu mengembalikan fungsi organ pencernaan. Namun, menurut pakar nutrisi Brigitte Zeitlin mengolah sayuran menjadi jus sama saja dengan mengubahnya menjadi gula.

"Mengonsumsi jus sayur berbeda dengan mengunyahnya. Saat mengolah sayuran menjadi jus Anda kehilangan nutrisi selain itu menimbulkan lapar lebih cepat dibanding mengonsumsi sayuran seperti biasa," kata Brigitte seperti mengutip Glamour, Senin (27/3/2017).

Berikut dua alasan Anda tidak perlu mengubah sayuran menjadi jus seperti dijelaskan Brigitte:

1. Tubuh sudah memiliki mekanisme detoks

"Tubuh Anda dirancang untuk mampu membersihkan diri dari racun secara alami dan akan keluar bila tubuh tidak membutuhkannya. Jika Anda masih memiliki usus, hati, dan ginjal sehat berarti tubuh sedang melakukan detoksifikasi setiap menit, setiap hari," kata Brigitte.

Selain itu, tidak ada riset yang menunjukkan minum jus membantu organ tubuh bekerja lebih baik. Faktanya tubuh kita memang didesain untuk mengunyah ditandai dengan kehadiran gigi. Satu lagi, mengonsumsi sayuran akan membuat perut terasa kenyang lebih lama dibanding dari jus.

2. Minum jus sayur atau buah tidak memiliki manfaat sama dengan mengunyahnya.

Saat sayur dibuat menjadi jus, itu sama artinya dengan meniadakan serat. Padahal serat yang membuat perut terasa kenyang, meningkatkan kesehatan usus, serta membantu mengatur kadar gula darah, serta melawan penyakit kronis seperti kanker dan diabetes. Serta mempertahankan berat badan yang sehat.

"Dengan membuat sayur dan buah menjadi jus, sama saja membuat manfaat itu semua pergi. Selain itu vitamin dan mineral juga terbuang. Saat meminum jus sayur yang tertinggal hanya gula saja," kata Brigette.