Liputan6.com, Jakarta Teknik pertahanan diri tidak bisa hanya menyontoh dari film. Penodongan, penjambretan, dan tindak kejahatan lainnya ada di sekitar kita. Jangan sampai nyawa kita yang jadi taruhannya.
Untuk meminimalisir terjadinya hal yang tidak diinginkan mengetahui teknik pertahanan diri (self defense) itu penting. Menurut instruktur dari Syena Martial Arts Jakarta, Joe Uno, adegan kejahatan yang ada di film itu amat berbeda dengan di kehidupan nyata.
Baca Juga
"Yang ada di film itu sudah terkoregrafi. Saat kekerasan (terjadi) di dunia nyata, korban yang diserang tidak bisa mendikte lawan. Kekerasan dalam dunia nyata itu brutal dan bersifat cepat," kata Joe di Syena Martial Arts Jakarta Selatan saat ditemui Liputan6.com, Rabu (30/3/2017).
Advertisement
Melarikan diri dari tempat tersebut adalah cara pertahanan diri. Pada orang yang mendalami bela diri mungkin hal ini dianggap pengecut tapi bagi orang biasa yang tidak bisa bela diri, melarikan diri diperlukan.
Namun ketika kondisi tidak memungkinkan untuk langsung melarikan diri, pahami teknik pertahanan diri agar bisa terbebas dari kondisi tersebut:
Jangan dekat lawan
1. Jangan dekat dengan lawan
Saat penjahat ada di dekat kita, usahakan jaga jarak dengannya. Apalagi wanita yang memiliki fisik kecil dengan penjahat yang memiliki tubuh besar.
"Jangan berusaha bergulat dengan lawan apalagi bila lebih dari satu," kata Joe.
Joe menyarankan pada tahap ini dengan posisi kaki kiri di depan lalu kedua tangan agak maju seperti gerakan tangan menolak. Hal ini membuat adanya jarak antara korban dan lawan.
"Ini juga sebagai tanda kepada lawan bahwa badan kita tidak boleh disakiti dan kita siap mempertahankan dengan cara apapun," katanya.
Lalu, jika mundur, pastikan tidak lebih dari dua langkah, ini untuk menghindari korban jatuh bila ada lubang di belakang. Lebih baik mundur satu langkah lalu mengarahkan badan ke kiri atau kanan.
2. Usahakan berdiplomasi
Usahakan mengajaknya agar tidak melakukan kejahatan. Sambil tangan ke depan seperti gerakan menolak, katakan dengan lantang misalnya "Mau apa sih mas. Jangan ganggu saya".
Jika dalam kondisi agak ramai, ini bisa membuat orang di sekitar tahu Anda dalam kondisi bahaya.
Advertisement
Serang titik lemahnya
3. Serang titik lemah lawan
Jika lawan mulai mencoba menyentuh dan melakukan hal yang tidak diinginkan, lakukan perlawanan. Tapi kuncinya harus penuh dengan niat, jangan setengah-setengah, pesan Joe.
Jika ingin melawan yang sepertinya tidak membawa senjata, Anda bisa melakukan pertahanan diri dengan menyerang titik lemah.
"Seberapa kuat seseorang ada titik lemah yang dipukul dengan keras akan ada efek menyenangkan," kata Joe.
Bagian tersebut adalah mata, leher, selangkangan, dan tulang kering. Misalnya mata, saat posisi tangan di depan dada seperti gaya tangan menolak, bukan tangan lalu arahkan ke matanya menggunakan tangan kanan dan kiri.
Jangan lupa saat mencolokkan jari ke arah mata harus dengan tenaga keras, usai tangan kanan dan kiri. Saat dia merasa tidak nyaman, ini adalah waktu tepat untuk melarikan diri.
4. Dorong hingga ke bawah
Bila sudah menjalankan nomor tiga, Anda memiliki kesempatan mendorongnya hingga tersungkur ke bawah. Secara mental orang yang berada di bawah akan merasa tidak kuat. Lanjutkan dengan melarikan diri sebagai bentuk pertahanan diri.
Hindari
Hindari untuk melakukan hal berikut:
1. Jangan tendang area di atas pinggang, apalagi bagi korban yang lebih pendek dari lawan. Jika menendang area atas pinggang bisa membuat badan tidak seimbang.
2. Jangan bermain-main
3. Jangan meninju dengan tangan mengepal
4. Jangan mengikuti permainannya
5. Jangan menggunakan teknik salah di situasi tersebut. Misalnya lawan membawa pisau, sementara Anda tidak. Lalu, Anda menamparnya bisa jadi malah mendapat balasan menyakitkan darinya.
Advertisement