Liputan6.com, Jakarta Setelah pasien bipolar berkonsultasi dengan dokter, biasanya ia akan diberikan obat mood stabilizer (penstabil suasana hati)--dalam istilah medis disebut sodium valproat.
Baca Juga
Advertisement
Pasien dengan gangguan bipolar mengalami perubahan mood esktrem, dari depresi sampai manik (mood yang meningkat).
Obat mood stabilizer berfungsi mengontrol emosi dan mood penderita bipolar. Obat juga mencegah kekambuhan yang berulang. Misal, rasa bahagia tiba-tiba berubah menjadi depresi. Untuk itu, pasien bipolar disarankan meminum obat secara rutin (tiap hari).
"Kalau pasien bipolar tidak rutin minum obat, maka kambuhnya makin sering terjadi. Pasien bipolar akan bolak-balik masuk rumah sakit," ungkap Kepala Departemen Psikiatri RSCM, dr AAA Agung Kusumawardhani SpKJ(K) saat diwawancarai Health-Liputan6.com usai acara seminar media Gangguan Bipolar vs Gaya Hidup Modern di Hong Kong Cafe, Jakarta pada Kamis (30/3/2017).
Ukuran dosis obat mood stabilizer tergantung dari saran dokter. Dosis diukur dari seberapa ringan atau berat gejala gangguan bipolarnya.
Pasien akan terus-menerus minum obat mood stabilizer dalam jangka waktu panjang. Lantas kapan pasien bipolar berhenti minum obat mood stablizer?
"Tunggu sampai dokter memberikan keputusan yang tepat. Apakah kondisi pasien sudah cukup stabil sehingga tidak perlu lagi diberikan obat," tutup dr Agung.