Liputan6.com, Jakarta Kerugian akibat kurang minum juga dirasakan vagina. Ahli kesehatan perempuan, Sherry A Ross, mengatakan, dehidrasi membuat bagian dalam vulva di vagina lebih kering.
Menurut Sherry, ketika tubuh tidak terhidrasi, kulit luar vagina (termasuk labia mayora dan labia minora) cenderung menjadi lebih kering. Hal yang sama berlaku pada bagian dalam vagina. Jika Anda minum cukup air, vagina Anda pelumasannya lebih baik.
Advertisement
Baca Juga
Karena memiliki kulit sensitif, apabila tidak mendapatkan asupan air yang cukup dari kebiasaan minum kita maka vagina pun mengalami dehirasi yang membuat perempuan merasa gatal, terbakar, dan sakit. Kondisi tersebut dapat menyebabkan atau memperburuk infeksi jamur.
Namun,  juru bicara Royal College of Obstetricians dan Gynecologists (RCOG), Dr Vanessa Mackay, tak sependapat dengan Ross. Menurutnya tak ada hubungan kekurangan air dengan vagina kering.
"Tubuh manusia membutuhkan air atau cairan lain untuk berfungsi dengan baik dan untuk menghindari dehidrasi," kata Vanessa kepada situs Metro, dikutip Minggu (2/4/2017)
"Meskipun ada banyak manfaat kesehatan dari air minum, tidak ada korelasi antara dehidrasi dan kekeringan vagina," katanya menambahkan.
Dr Mackay, melanjutkan, kekeringan vagina adalah masalah umum yang disebabkan banyak macam hal, seperti menyusui, melahirkan, tidak sedang terangsang sebelum melakukan hubungan seks, efek samping kontrasepsi, dan pengobatan kanker.
Apabila wanita mengalami kekeringan vagina yang tidak nyaman, segeralah temui profesional kesehatan, daripada mencoba memperbaiki sendiri dengan minum air dan kekuatan pikiran positif.
"Ada beberapa perawatan sendiri untuk kekeringan vagina termasuk pelumas dan pelembab vagina," kata Dr. Mackay.
"Jika ini tidak efektif, atau jika gejala parah, wanita harus mencari nasihat dari seorang profesional kesehatan yang mungkin merekomendasikan estrogen vagina atau terapi hormon pengganti.’