Sukses

Fenomena Daging Jube, Sebutan Penderita Kusta di Madura

Di Madura, ada sebutan khusus untuk penderita kusta.

Liputan6.com, Jakarta Diskriminasi terhadap penderita kusta masih kerap terjadi. Penyakit yang disebabkan bakteri mycrobacterium leprae ini membuat sebagian besar penderitanya mengalami pengucilan dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan ada sebutan khusus yang melekat pada penderita kusta.

Di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, penderita kusta disebut daging jube. Penyebutan ini tak lepas dari mitos yang beredar di masyarakat setempat di antaranya, kusta termasuk penyakit kutukan dan penularannya akibat kutu busuk dari kursi yang diduduki daging jube lainnya.

Mitos ini masih dipercayai hingga saat ini. Kusta menjadi momok yang dianggap menakutkan. Apalagi wabah kusta pernah menerjang Kabupaten Pamekasan pada tahun 2004, menurut data dari Dinas Kesehatan. Dampak buruk maraknya daging jube pun memunculkan stigma negatif  pada warga.

Warga tidak akan memilih keluarga yang memiliki riwayat penderita kusta untuk dinikahi.

"Warga juga tidak akan menghadiri acara hajatan dari keluarga yang ketahuan menderita daging jube. Selain itu, ada juga keyakinan, penderita daging jube dibiarkan di tempat pengasingan," kata Turniani Laksmiarti, pemimpin riset dalam penelitian Daging Jube di Kabupaten Pamekasan, Madura pada acara Riset Etnografi Kesehatan dan Riset Intervensi Kesehatan Berbasis Budaya di Kementerian Kesehatan, Jakarta pada (3/4/2017).

2 dari 2 halaman

Pengobatan kusta

Pengobatan kusta

Berdasarkan hasil riset Daging Jube di Kabupaten Pamekasan, Madura, diketahui warga melakukan beberapa macam pengobatan, di antaranya pergi ke pelayanan kesehatan sampai mengobati kusta sendiri menggunakan tokek.

"Tokek dipilih karena warna kulitnya keungu-unguan seperti kusta. Setelah ditangkap, tokek akan dibakar. Ada kepercayaan, ketika tokek dibakar. Penderita kusta yang bersangkutan akan merasakan kustanya hilang," jelas Turniani, yang melakukan riset di Desa Banyupelle, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Demi mencegah keterkucilan penderita kusta dari orang-orang di sekitarnya, Turniani dan tim menyarankan, adanya edukasi soal kusta di lingkungan keluarga dan masyarakat.

"Harus ada edukasi yang tepat. Kusta itu bukan penyakit kutukan dan bisa disembuhkan. Bagi pejabat daerah setempat, kalau ada kasus daging jube, sebaiknya dilaporkan segera. Hal ini bisa mempercepat pengobatan agar lebih baik," tutupnya.

  • Kusta adalah penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini menyerang saraf tepi, kulit, dan saluran pernapasan

    Kusta

Video Terkini