Sukses

Ingin Lebih Bahagia? Coba Tidur Siang Sejenak

Penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukkan manfaat lain dari tidur siang.

Liputan6.com, Jakarta Tidur siang terbukti mampu meningkatkan kecerdasan hingga produktivitas, meskipun hanya dilakukan kurang dari setengah jam. Kini, penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukkan manfaat lain dari tidur siang.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidur siang kurang dari 30 menit membuat kita lebih fokus, produktif, dan kreatif. Dan penemuan terbaru ini juga menunjukkan kemungkinan kita menjadi lebih bahagia hanya dengan tidur siang singkat," ujar psikolog Richard Wiseman dari University of Hertfordshire, mengutip laman Foxnews, Selasa (4/4/2017).

Studi ini dilakukan secara online terhadap lebih dari 1.000 orang. Para partisipan diminta untuk menilai kebahagiaan mereka terkait dengan berapa lama mereka tidur siang dalam sehari. Para partisipan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok: mereka yang tidur siang, kelompok yang tidur siang 30 menit atau kurang, dan kelompok yang tidur lebih dari 30 menit.

Hasilnya, dua per tiga atau 66 persen dari kelompok yang tidur siang singkat merasa bahagia dibandingkan mereka yang tidak tidur siang. Sementara untuk kadar kebahagiaan, terbukti mereka yang tidur siang kurang dari 30 menit merasa lebih bahagia, diikuti oleh mereka yang tidak tidur siang, serta di urutan terakhir adalah mereka yang tidur siang lebih lama.

Para peneliti juga mencermati usia para partisipan. Studi menemukan, partisipan dalam rentang usia 18 hingga 30 yang kerap tidur larut malam cenderung tidur siang lebih lama, dibandingkan 30 partisipan lain yang berusia di atas 50 tahun.

"Penelitian lebih besar membuktikan bahwa tidur siang singkat meningkatkan performa," ujar Wiseman.

Namun Wiseman juga mengingatkan bahwa manfaat tidur siang akan hilang bila Anda berlama-lama melakukannya.

"Tidur siang lebih lama dikaitkan dengan berberapa risiko kesehatan," ujarnya.

Huffington Post pernah menulis, tidur siang yang dilakukan cukup lama dikaitkan dengan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 82 persen.

Video Terkini