Liputan6.com, Jakarta Kesuksesan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet kepala (Craniopagus) Rafky-Rifky membuktikan kualitas dokter Indonesia. Demikian disampaikan Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita dr Omo Abdul Majid
"Ini memberikan rasa pada kita bahwa kita mampu. Dari sisi teknologi, SDM dokter, tenaga pendukung perawat membuktikan kita mampu menangani kasus yang sulit,"ujar Omo di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/4/2017).
Baca Juga
Omo menyatakan kesuksesan pemisahan kembar siam dempet kepala, yang hanya dua persen dari seluruh kasus kembar siam, merupakan prestasi tenaga medis Indonesia.
Advertisement
Koordinator tim bedah saraf dari Tim Operasi Kembar Siam Rafky-Rifky dr Syamsul Ashari Sp.BS mengungkapkan saat-saat krusial yang dinilai sebagai fase paling sulit dalam operasi ialah saat tim harus memotong kedua pembuluh darah yang menyilang.
Keberhasilan dalam memotong pembuluh darah tersebut, kata Syamsul, sangat ditentukan oleh tenaga medis yang melakukan.
"Saya apresiasi tim yang berhasil memisahkan pembuluh darah yang menyilang. Tindakan itu bahkan tidak bisa dilakukan oleh alat, hanya bergantung pada tenaga medisnya," kata Syamsul.
Operasi pemisahan kembar siam dempet kepala pada Rafky Setia Sumita dan Rifky Setia Sumita merupakan penanganan ketiga yang dilakukan oleh RSAB Harapan Kita. Dua operasi kembar siam sebelumnya dengan kasus dempet bagian tubuh.
Sementara untuk operasi pemisahan kembar dempet kepala, kasus Rafky-Rifky ini merupakan yang kedua di Indonesia. Sebelumnya kedokteran Indonesia mendapat pengakuan dunia kedokteran karena berhasil memisahkan kembar dempet kepala bayi bernama Pristian Yulina dan Pristian Yuliani pada 1987 di RS Cipto Mangunkusumo.