Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan di Eropa, keju kerap kali tidak muncul dalam menu makanan khas Asia dan Indonesia. Padahal keju adalah makanan padat nutrisi, beberapa di antaranya vitamin seperti vitamin C, vitamin B6, vitamin B-12, vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K. Vitamin lainnya seperti vitamin B1 (hiamin), riboflavin, niacin juga ditemukan dalam berbagai jenis keju.
Keju juga menyediakan beberapa mineral penting bagi tubuh seperti kalsium, natrium, zinc, fosfor, kalium dan zat besi.
Salah satu sebab rendahnya konsumsi keju di Indonesia adalah karena adanya stigma bahwa keju adalah makanan mewah dan hanya layak dikonsumsi oleh golongan orang kaya. Di zaman kolonial dulu, memang keju adalah makanan orang Belanda, para bangsawan dan orang kaya.
Advertisement
Bisa menyantap keju adalah kemewahan dan menandakan status sosial. Padahal seharusnya setiap orang Indonesia memiliki akses untuk menikmati berbagai manfaat gizi dari keju.
Dengan semakin majunya industri dan distribusi, keju bisa dibuat dengan ongkos produksi yang murah. Membuat harga jualnya pun jadi lebih terjangkau.
Di sisi lain, sebenarnya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
(PUSDATIN) Kementerian Pertanian mencatat bahwa keju adalah salah satu produk susu olahan yang memiliki tingkat pertumbuhan konsumsi setahun masyarakat Indonesia yang cukup besar, yaitu sebesar 12.50% per tahun.
Dinas Peternakan Jawa Barat juga pernah merilis hasil survei mengenai produk olahan susu yang paling digemari. Sekitar 52 persen menjawab keju. Mengalahkan es krim, yoghurt, ataupun susu murni. Produk keju juga makin populer karena ada banyak merek makanan yang mengeluarkan produk berbahan keju.
"Keju adalah bahan makanan yang lezat dan mengandung banyak kandungan gizi dan juga sangat serba guna. Kita dapat menambahkannya ke berbagai hidangan atau memakannya langsung dan menikmati manfaat gizinya. Nyaman dan mudah dikonsumsi dan yang terpenting disukai oleh anak-anak," ujar Chef Billy Kalangi dalam acara PROCHIZ Vaganza 2017 di Laguna Atrium Central Park Mall Jakarta, 8 April 2017.