Liputan6.com, Jakarta Sedang populer-populernya saat ini, lipstik, terutama lipstik merah, tercatat sudah dibuat sejak ribuan tahun yang lalu. Lipstik pertama kali dipopulerkan sekitar 2500 SM oleh penguasa Sumeria Puabi of Ur, yang sering digambarkan mengenakan pewarna bibir di masa kuno itu.
Pewarna bibir yang pertama kali didokumentasikan adalah berwarna merah. Pewarna bibir ini dibuat dari batu merah yang dhancurkan dan timah putih. Dan di masa itu, mengenakan pewarna bibir ini bisa merenggut nyawa Anda.
Baca Juga
Di Mesir dan Mesopotamia kuno, baik pria maupun wanita akan menghancurkan batu berharga untuk dijadikan pewarna bibir. Bahkan Cleopatra terkenal suka menghancurkan kumbang dan semut untuk mendapatkan warna merah darah yang tepat.
Advertisement
Menurut Elle, mengutip Mic, Rabu (12/4/2017), istilah "Kiss of Death (Ciuman Kematian)" pertama kali dicetuskan pada era ini karena kandungan beracun yang ada di dalam lipstik merah. Dan, untuk mendapatkan tekstur yang lebih berkilau, orang-orang mesir kuno menggunakan sirip ikan.
Tahun 1500an, Lipstik Dianggap Bisa Usir Kematian
Untungnya pada abad ke-16, proses menggunakan lipstik merah sudah jadi lebih aman. Beberapa area di Inggris mulai menyadari kalau mereka bisa membuat lipstik dari bahan-bahan alami yang lebih aman. Mereka lalu membuat lipstik merah menggunakan tanaman herbal dan berwarna alami. Lipstik pun mulai jadi lebih populer.
Saking populernya, Ratu Elizabeth 1, yang memang dikenal sangat menyukai kosmetik, menambahkan lipstik merah pada penampilan khasnya--disertai bedak putih yang menutupi mukanya.
Dan, mungkin karena penampilannya yang selalu terlihat muda (kecuali mungkin saat dia menghapus riasan wajahnya), orang-orang Eropa dari abad pertengahan ini mulai percaya bahwa lipstik merah bisa mengusir kematian.
Namun tentu saja mereka salah. Dan sangat-sangat salah. Lipstik yang digunakan Ratu Elizabeth setiap harinya--kabarnya--adalah apa yang membunuh ratu ini, karena lipstiknya masih mengandung timah putih. Ketika wafat, Sang Ratu dilaporkan menggunakan berlapis-lapis lipstik di bibirnya.
Advertisement
Tahun 1700an dan 1800an, Lipstik Dianggap Lambang Pelacur dan Penyihir
Setelah apa yang menimpa Ratu Elizabeth 1, lipstik merah mulai menurun kepopulerannya karena masyarakat Eropa mulai mengasosiasikannya dengan moral yang rendah. Di tahun-tahun setelah kematian Sang Ratu, menggunakan lipstik merah dianggap menjijikkan di Inggris dan Irlandia, apalagi jika mengoleskannya di muka umum.
Menurut Toast, pada 1770, Parlemen Inggris secara resmi mendeklarasikan, wanita yang menggunakan lipstik merah dan menggoda pria dengan menonjolkannya, pernikahan mereka akan dibatalkan dan juga akan dituduh sebagai penyihir. Rias wajah yang berat--seperti lipstik merah--diasosiasikan dengan wanita malam.
Namun, seperti yang masih terjadi sampai saat ini, orang-orang kaya di Perancis terlalu sibuk dengan seks untuk memikirkan soal ilmu sihir. Di negara ini, wanita kalangan atas justru didorong untuk menggunakan lipstik merah, dan wanita yang tidak memakai makeup akan dianggap sebagai orang miskin dan PSK.
Â