Liputan6.com, Jakarta Sejak kematian istrinya 24 tahun lalu, Leo Kellner (98) mengisi hari-harinya dengan membuat dan memanggang kue. Hal itu dilakukannya tak hanya untuk membunuh sepi, melainkan cara mengenang sekaligus menghormati ibunda serta sang istri. Menurutnya, dia dan istrinya belajar membuat kue dari sang bunda.
Kue-kue yang dipanggang Kellner itu tak dinikmati sendiri. Dia membagikannya bagi tetangga serta orang-orang yang membutuhkan.
Baca Juga
Pada tahun pertama, Kellner yang kehilangan istrinya akibat komplikasi terkait demensia, berhasil memanggang 144 pie. Dia mendatangi rumah-rumah duka di sekitar tempat tinggalnya serta komunitas-komunitas untuk memberi tahu bahwa dia ingin terhubung dengan keluarga yang tengah dirundung duka atau kesulitan. Dia berkenalan dan menghibur keluarga-keluarga tersebut dengan kue-kue buatannya.
Advertisement
Kellner pun begitu memperhatikan detail. Dia ingin semua orang bisa menikmati kue-kue buatannya sehingga dia selalu minta diberi tahu bila ada anggota keluarga yang punya alergi tertentu. Kellner mengaku tidak membeda-bedakan siapa pun. Dia ingin membagikan cinta secara merata.
"Semua orang adalah favoritku. Aku mencintai semua orang," ujarnya seperti dilansir dari laman Today, Kamis (13/4/2017). "Mereka yang memberiku kesulitan saat aku menghadapi masa sulit pun aku tetap menyayangi mereka. Aku tetap membuatkan cake dan pie untuk mereka. Aku tak menyimpan dendam," lanjutnya.
Kebesaran hati Kellner didapat dari asam garam kehidupan yang telah dilalui. Kakek baik hati ini terlahir pada 1918 dan telah melalui masa Great Depression, masa terburuk perekonomian di Amerika Serikat. Dia pernah mengalami berkelana dan sulitnya mencari pekerjaan.
"Aku paham bagaimana mengalami hidup miskin. Seringkali kami hanya punya telur dan tepung yang diolah untuk dimakan. Jadi selama aku masih mampu mengerjakannya, aku akan melakukannya. Banyak orang mendonasikan barang, aku membuat kue," celoteh Kellner.
Cinta yang dibagikan Kakek Kellner berhasil mencapai hati banyak orang. Dia kerap mendapat kartu ucapan terima kasih dari seluruh penjuru. Dia pernah mendapat ucapan dari seseorang di Alaska yang kebetulan berkunjung ke acara pemakaman dan mencicipi kue yang dikirim Kellner.
Tak heran bila Kellner pun kerap diundang ke berbagai pertemuan atau perkumpulan. Dan dia berusaha untuk datang dan membawa buah tangan tentunya. Kellner bahkan dengan senang hati mengajari anak-anak tetangga untuk membuat kue sehingga mereka bisa ikut menyebarkan banyak cinta.
"Aku melakukannya untuk semua orang. Aku berusaha untuk bahagia. Aku tak pernah menempatkan orang lain di atas atau di bawahku. Aku menyukai semua orang dan tak pernah memendam benci," jelas Kellner. Dan mungkin itu pula yang jadi rahasia panjang umur Kakek Kellner!