Liputan6.com, Jakarta Kartu Jakarta Pintar (KJP) hadir pada 2013 karena masih banyak anak di DKI Jakarta tidak bersekolah. Data 2012 menyebutkan sekitar 40 persen anak usia sekolah tidak mendapat pendidikan. Dengan hadirnya KJP, akses pendidikan pun meningkat untuk seluruh warga DKI Jakarta.
Tak berhenti di KJP, tepatnya pada 2016, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menghadirkan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Kehadiran kartu ini untuk membantu pelajar di DKI Jakarta melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Diharapkan dengan dua kartu di bidang pendidikan ini bisa membantu para anak muda ber-KTP DKI Jakarta memeroleh pendidikan yang layak guna menjadi manusia berkualitas.
Berikut aneka peningkatan kualitas di bidang pendidikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir di DKI Jakarta:
Advertisement
1. Jumlah penerima KJP hingga hampir dua kali lipat sejak pertama kali diluncurkan
Pada 2013, ada 390 ribu penerima KJP. Lalu, di 2016 penerima KJP mencapai 750 ribu penerima.
2. Tunjangan tambahan bagi penerima KJP untuk membeli perlengkapan sekolah.
Penerima KJP memberi tunjangan untuk penerima KJP untuk membeli perlengkapan sekolah lainnya seperti seragam, buku pelajaran, dan alat tulis. Pemerintah provinsi juga bekerja sama dengan toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung.
3. Tambahan biaya transportasi dan biaya subsidi daging bagi penerima KJP
Asupan makanan berperan penting dalam meningkatkan kesehatan serta memenuhi kebutuhan nutrisi. Terkait hal ini, setiap penerima Kartu Jakarta Pintar mendapat subsidi Rp50.000 untuk membeli daging sapi, ayam, telur dan beras di 72 outlet Pasar Jaya.