Sukses

Punya Bos yang Buruk Ternyata Bisa Bikin Lebih Bahagia

Punya bos buruk yang membuat Anda lelah secara emosional tak selalu buruk, hal ini malah bisa bikin Anda lebih bahagia.

Liputan6.com, Jakarta Memiliki bos buruk alias atasan yang tidak menghargai pekerjaan Anda bisa sangat menyebalkan dan membuat patah semangat. Belum lagi, suasana bekerja juga jadi tak menyenangkan. Namun ternyata, tak harus seperti itu.

Menurut sebuah studi baru, kurangnya dukungan dari atasan bisa jadi faktor motivasi bagi individu untuk menciptakan sesuatu yang positif--dan justru membuat mereka semakin bahagia pada akhirnya.

Hal ini bisa jadi berita baik untuk mereka yang merasa frustrasi di tempat kerja karena ulah atasan. Namun para peneliti mengatakan, pegawai tetap perlu bertindak proaktif agar dapat merasakan keuntungan yang menggembirakan ini.

Riset baru ini, diterbitkan dalam jurnal Work & Stress, mencakup tiga penelitian terhadap 500 orang pegawai di Portugal dan Amerika Serikat. Para partisipan, yang bekerja di berbagai bidang pekerjaan, diminta mengisi kuesioner tentang tiga hal mendasar: bagaimana mereka merasa "dimanfaatkan" di setiap akhir hari kerja (kelelahan emosional), seberapa baik mereka merasa diberi dukungan dari atasan, dan seberapa puas mereka terhadap kehidupan masing-masing secara umum.

Para peneliti menemukan, para pegawai yang merasa bos mereka memahami dan mendukung pekerjaan mereka, lebih berkemungkinan kecil mengalami kelelahan emosional. Ketika kelelahan emosional terjadi, mereka yang merasa tidak diberi dukungan kecil justru lebih mungkin untuk menciptakan "action plan" dan mencari dukungan dan saran dari pihak lain--aktivitas yang secara langsung mempengaruhi tingkat kebahagiaan mereka.

Pemimpin penelitian, Carlos Ferreira Peralta, Ph.D, seorang dosen perilaku organisasi di University of East Anglia mengatakan, riset menunjukkan bahwa memiliki atasan yang mendukung bisa jadi pedang bermata dua, dan bahwa mengalami kelelahan emosional bisa membawa keuntungan. Studi ini diperkirakan adalah studi pertama yang menyelidiki bagaimana individu bisa mengatasi hubungan negatif antara stres di tempat kerja dan suasana hati.

"Penemuan kami menunjukkan, aktivitas yang dilakukan pegawai adalah kunci dalam membangun kebahagiaan dari pengalaman yang membuat tertekan," ujar Ferreira Peralta pada RealSimple.com, mengutip Health. Selasa (18/4/2017).

"Menurut riset kami, mengatasi kelelahan emosional dengan strategi yang efektif dan usaha yang berkelanjutan bisa berujung pada meningkatnya kebahagiaan."

Penelitian ini juga menyatakan, bagaimana seseorang bereaksi untuk mengatasi kelelahan emosional mereka adalah faktor yang lebih penting, dibandingkan hubungan mereka dengan bos buruk.