Liputan6.com, Jakarta Besar kemungkinan posisi Ahok-Djarot sebagai orang nomor 1 dan 2 di DKI Jakarta akan diganti oleh pasangan Anies - Sandi.
Berdasarkan hasil akhir hitung cepat Pilkada DKI 2017, sejumlah lembaga menyatakan pasangan Anies-Sandi lebih unggul dibanding Ahok-Djarot.
Advertisement
Baca Juga
Pendukung Anies-Sandi tentunya bersukacita jagoannya dinyatakan menang, meski KPUD belum secara resmi mengumumkannya. Sementara orang-orang yang menjagokan Ahok-Djarot hanya bisa pasrah menerima kekalahan itu.
Menurut Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, sudah semestinya warga Jakarta menerima kenyataan itu. Tak perlu lagi ribut seperti yang terjadi selama masa kampanye. Setelah Pilkada DKI 2017 selesai, saatnya mengembalikan situasi yang sempat memanas dan tegang kembali normal.
"Kalau kata anak sekarang, Pilkada itu enggak usah dibaperin," kata Hamdi saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu (19/4/2017) sore.
Satu hal yang semestinya diingat oleh warga DKI Jakarta adalah jabatan sebagai gubernur yang disandang Ahok tidak akan bertahan seumur hidup. Sebagus apa pun kerjanya, tetaplah akan digantikan. Mungkin, sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk Ahok menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Anies.
"Dan yakinlah, orang seperti Pak Ahok yang kerjanya bagus, cakap dalam mengurus Jakarta, punya banyak lahan sebagai tempat untuk mengabdi. Kita enggak akan pernah tahu," kata Hamdi.
Siapa tahu baik Ahok maupun Djarot kelak menjabat sebagai menteri, atau menjadi calon gubernur di provinsi lain.