Sukses

Disengat Kalajengking, Petani Ini Justru Sembuh dari Arthritis

Petani di Kuba menggunakan racun kalajengking yang dianggap memiliki sifat analgesik dan anti-inflamasi.

Liputan6.com, Jakarta Seorang petani asal Kuba, Pepe Casanas (71) menggunakan racun kalajengking untuk mengobati penyakit artritis (radang sendi).

"Itu hanya sengatan kecil. Setidaknya saya lakukan sebulan sekali," kata Pepe, seperti dilansir Foxnews, Minggu (23/4/2017).

Menurut Pepe, pengobatan ekstrem ini telah ia jalani sejak delapan tahun lalu. Kala itu ia menderita artritis yang membuat tubuhnya sakit. Namun berkat kalajengking yang ia sering bawa di dalam topinya, ia pun mulai membaik.

"Saya tidak bisa menyikat gigi, atau menyisir rambut saya. Namun setelah menggunakan kalajengking, meremasnya, dan menyengat saya dua kali, lihat saat ini lengan saya baik-baik saja," imbuhnya.

Pepe, yang berasal dari keluarga peternak lebah, mengatakan ia sempat menggunakan sengatan lebah sebagai obat untuk melawan rasa sakit. Namun tidak ada perubahan pada rasa sakitnya.

Lagipula, kata dia, pengobatan kalajengking ini kerap digunakan masyarakat Kuba untuk mengatasi nyeri hebat akibat kanker. Diperkirakan 65.000 orang telah menggunakan obat untuk mengurangi rasa sakit kanker. 

Pada 2006, Kuba juga sempat melakukan uji klinis untuk menguji khasiat racun kalajengking dalam pengobatan kanker dan para periset dengan cepat mencatat bahwa kualitas hidup pasien meningkat secara substansial. Senyawa Vidatox pada racun kalajengking disebut bisa mengurangi rasa sakit pasien kanker.

Pada tahun 2011, perusahaan farmasi Kuba, Labiofam mulai memproduksi Vidatox. "Penggunaan Vidatox sangat penting untuk analgesik dan anti-inflamasi. Obat ini bisa digunakan untuk melawan nyeri karena kanker serta mengatasi rematik," kata Dr. Fabio Linares, Kepala Vidatox project.

Jadi, menurut Linares, sangat masuk akal bila Pepe terasa lebih baik setelah mendapatkan sengatan kalajengking, karena selain efek analgesiknya, racun tersebut merangsang mekanisme penyembuhan alami tubuh dan sistem kekebalan tubuh.

Di laboratorium di kota Cienfuegos--tempat proyek Vidatox berada, tim Linares mengumpulkan sekitar 7.000 kalajengking (Rhopalurus junceus, spesies yang endemik ke Kuba) dan mengambil 10 atau 12 racun dari masing-masing spesies setiap tahun sebelum melepaskannya kembali ke habitatnya.