Liputan6.com, Jakarta Berita hoaks mengenai makanan kaleng berbahaya dari Thailand yang pernah ramai beredar pada tahun 2013 di aplikasi chat kembali menyeruak. Parahnya lagi, masih menyertakan link bahwa berita itu dari Liputan6.com.
Isi dari pesan singkat tersebut berbunyi :
InnaLillahi wa Inna Illaihi roji'un
Assalammu'alaikum Wr Wb
Breaking News : Meneruskan info dr Ibu Dubes KBRI KL
Tolong beritahu anak2 , suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan makanan kaleng ,terutama buah2an , khususnya produksi Thailand. Karena di negara itu ada kira2 200 orang pengidap aids kerja di pabrik kalengan, dan mereka masukkan darah mereka ke dalam kalengan2 itu , dan saat ini masalah tersebut telah diketahui DepKes Thailand sehingga kaleng2an tersebut telah banyak di sita ttpi lebih banyak yg sdh terlajur diekspor. Contoh ; Lecy , Rambutan , Lengkeng , Mangga Puding dll. Setelah terima ini cepat kirim ke saudar2 n teman2 semua. Agar tidak konsumsi kalengan apapun...... Demi keselamatan kita semua. Info dr ibu dubes KBRI
(Rita Toisuta Arifson Kementrian Kesehatan RI)
Simak Beritanya :http://health.liputan6.hb/read/678535 {semoga bermanfaat}. Mohon bantu share ya.Â
Advertisement
Pesan yang senada juga beredar di aplikasi chat, bunyinya:
"Beli makanan kalengan jangan beli dari negara tetangga (Thailand).Â
(diumumkan pada hari ini tanggal 26 Agustus 2013 pukul 10.01)
** Rab, 28 Agu 11:28 **
Pemberitahuan genting dan penting: teman-teman dan keluarga tercinta, hati-hati konsumsi buah kaleng, khususnya buah kaleng produksi Thailand, karena 200 lebih penderita AIDS di Thailand dibawah pemimpin penderita AIDS menyerbu masuk ke pabrik-pabrik buah kaleng dan meneteskan darah bervirus. Mereka ke tempat pengolahan buah kaleng dalam pabrik-pabrik tersebut, hal ini sudah diakui kebenarannya oleh dinas kesehatan setempat. Dan untuk menghindari bertambah korban; produk buah2 seperti rambutan, puding mangga, lengkeng, ling Zi, ma yu dan lain-lain sudah diturunkan dari rak supermarket. Setelah terima info ini mohon di BC ke kontak2 anda! Mencegah selamanya lebih efektif daripada mengobati."
Liputan.com sendiri memang pernah membuat berita yang sifatnya sanggahan dan ingin meluruskan bahwa pesan-pesan yang beredar di aplikasi chat itu tidak benar dan sedang dalam penyelidikan Badan Pengawas Obat dan Makanan waktu itu dengan link berikut http://health.liputan6.com/read/678535/bpom-akan-periksa-info-soal-makanan-kaleng-bahaya-asal-thailand. Humas BPOM Nelly ketika itu menyampaikan bahwa saat ini BPOM akan menyampaikan terlebih dahulu pada Kepala Biro Humas dan Kepala BPOM untuk menindaklanjut informasi tersebut.
Sayang alamat berita ini diubah dengan menambahkan dua huruf "hb" setelah kata Liputan6.com. Hingga berubah menjadi http://health.liputan6.hb/read/678535, yang kalau diklik tidak masuk ke halaman apa pun, terjadi kesalahan alias eror. Entah, apa maksud si penyebar berita. Yang jelas, kabar ini menyesatkan.Â
Klarifikasi BPOM
Sebenarnya BPOM telah mengklarifikasi kabar burung tersebut pada 12 November 2014 dan menyampaikan bahwa informasi tersebut sepenuhnya tidak benar alias hoaks. Berikut bunyi pernyataan resmi BPOM yang juga bisa dilihat di tautan Klarifikasi : Produk Pangan Yang Tidak Aman Dikonsumsi Karena Mengandung Darah dan Virus HIV:
"Sehubungan dengan adanya pemberitaan di berbagai media sosial mengenai produk makanan kaleng impor asal Thailand yang mengandung darah dan virus HIV, Badan POM memandang perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:
Badan POM melakukan evaluasi terhadap keamanan, mutu, dan gizi produk pangan impor sebelum diedarkan di wilayah Indonesia (pre-market evaluation).
Badan POM secara rutin melakukan pengawasan terhadap produk pangan yang beredar di wilayah Indonesia (post-market control).
Badan POM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diberitakan tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV dalam makanan kaleng, apalagi virus HIV tidak mampu bertahan hidup di luar host (tubuh manusia). Jadi pemberitaan tersebut adalah HOAX yang menyesatkan.
Masyarakat diimbau agar teliti membaca label. Jadilah konsumen cerdas yang tidak mudah terpengaruh isu yang beredar di media sosial. Jika ragu-ragu atau ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, hubungi Contact Center HALO BPOM 500533 atau sms ke 081.21.9999.533 atau email: halobpom@pom.go.id."
Â