Liputan6.com, Jakarta Gawai (gadget) seolah tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak saat ini. Memperkenalkan gawai pada anak sah-sah saja, apalagi di era perkembangan zaman yang semakin pesat seperti sekarang. Namun, sebelum membolehkan anak bersentuhan dengan gawai, ada baiknya orangtua membuat aturan yang jelas.
Studi terbaru yang dipublikasikan dalam Scientific Reports menunjukkan, gawai layar sentuh berdampak serius terhadap kebiasaan tidur balita. Pola tidur balita yang yang sehari-hari bersentuhan dengan gawai layar sentuh jadi terganggu.
Dilansir dari laman Good Housekeeping, Jumat (28/4/2017), peneliti menemukan, setiap jam yang dihabiskan balita bermain gawai bisa menyebabkan kehilangan waktu tidur 15 menit sehari. Padahal waktu tidur yang cukup sangat diperlukan anak-anak dan balita dalam masa tumbuh kembangnya.
Advertisement
"Satu temuan mengejutkan adalah meski tidur lebih banyak pada siang hari, bayi dan balita yang menghabiskan waktu bermain gawai layar sentuh masih mengalami kurang tidur," ujar Celeste Cheung, rekan penulis studi dari Birkbeck University, London, dikutip Good Housekeeping dari Real Simple.
Menurut peneliti, kehilangan waktu tidur malam itu tak bisa digantikan dengan tidur siang. Hasil studi ini didapat melalui survei terhadap 715 orangtua dan fokus pada penggunaan gawai layar sentuh sehari-hari pada bayi dan balita usia 6-36 bulan.
Peneliti menganalisis data yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan ibu, serta durasi mereka menonton televisi. Hasilnya, sekitar 92 persen balita (umur 25-36 bulan) menggunakan gawai layar sentuh setiap hari dan rata-rata para bocah tersebut biasa bermain gawai sekitar 25 menit sehari.
Lantas, mengapa gawai layar sentuh bisa mengganggu pola tidur balita? Alasannya, cahaya biru dari layar gawai bisa menghambat melatonin, hormon yang dikaitkan dengan ritme sirkadian tubuh.
Menurut American Academy of Pediatrics, anak-anak di bawah 18 bulan harus menghindari paparan layar alat elektronik apa pun. Anak usia dua hingga lima tahun tidak boleh terpapar layar alat elektronik lebih dari satu jam per hari.
Meski begitu, hasil penelitian ini tak sepenuhnya buruk karena ilmuwan juga menemukan dampak positif penggunaan gawai pada balita. Kabarnya, balita yang aktif menggunakan gawai layar sentuh mengembangkan kemampuan motorik lebih cepat ketimbang anak-anak lain yang tak pernah menyentuh gawai tersebut.
Peneliti sepakat, diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap dampak penggunaan gawai layar sentuh terhadap pola tidur balita.
"Para orangtua tak perlu khawatir berlebihan, melainkan tetap waspada terhadap dampak gawai layar sentuh, baik positif maupun negatif," kata Cheung.