Sukses

Reaksi Otak Berubah Saat Anda Memencet Jerawat

Ternyata ada hubungan yang menarik antara kinerja otak pada saat Anda memencet jerawat.

 
Liputan6.com, Jakarta Memencet jerawat mungkin membuat sebagian orang merasa jijik. Tapi tak sedikit orang justru merasa senang dan terobsesi terhadap perilaku ini.
 
Melansir Huffington Post, Rabu (26/4/2017) ternyata ada hubungan yang menarik antara kinerja otak pada saat Anda memencet jerawat.
 
Obsesi memencet jerawat ini ternyata disebut acnephilia. Mereka yang melakukannya mengalami kepuasan tersendiri dan merasa bahagia.
 
"Saat kita memencet jerawat, aktivitas otak melepaskan senyawa dopamin (hormon yang sering dikaitkan dengan perasaan nyaman)," ujar Heather Berlin, PhD, Neuroscientist dari Icahn School of Medicine. 
 
Selain itu, perilaku ini juga melepaskan senyawa endorfin atau senyawa yang memicu perasaaan senang dan menurunkan rasa sakit. Dr. Berlin juga mengatakan, memencet jerawat, komedo dan sebagainya juga memberikan efek menenangkan.
 
Walaupun memiliki efek baik untuk pikiran, tetap saja perilaku ini justru berpotensi menimbulkan masalah lain pada kulit. "Kondisi paling parah yang dapat terjadi ialah menimbulkan luka terbuka yang rentan infeksi," ungkap Joshua Zeicher, MD dari Cosmetic and Clinical Research Dermatology Mount Sinai Hospital.
 
Menurut Zeicher, dengan mencoba memencet jerawat, hal lain yang dapat terjadi adalah terjadi peradangan sehingga menimbulkan rasa sakit. Selain itu, hal ini justru menekan kotoran lebih dalam dan menyebabkan kerusakan pada kulit.
 
 
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghindari tersebut?
 
Dr. Berlin mengusulkan menggunakan plester khusus jerawat atau menggunakan krim untuk jerawat.
 
Jika Anda tetap ingin memencet jerawat, Anda bisa menahannya dengan bermain pembungkus gelembung. Anda juga bisa menyaksikan tayangan video memencet jerawat untuk memberikan perasaan yang sama walaupun Anda tidak melakukannya. (Aida Tifani)