Liputan6.com, Jakarta Fisikawan Stephen Hawking mengungkapkan prediksinya soal kiamat. Ia mengatakan, kemajuan dalam sains dan teknologi akan membawa manusia pada akhir dunia.
"Kemungkinan bencana ke bumi pada tahun tertentu mungkin cukup rendah, namun (bencana) akan bertambah seiring berjalannya waktu akan menjadi kepastian dalam seribu atau sepuluh ribu tahun lagi," katanya, seperti dimuat Businessinsider, Jumat (5/5/2017).
Baca Juga
Pada saat itulah, kata dia, semua manusia dianjurkan untuk keluar dari bumi--luar angkasa atau bintang lain untuk menyelamatkan diri.
Advertisement
Setidaknya ada empat skenario terburuk yang menjadi perhatiannya:
1. Perang nuklir
Hawking mendorong manusia untuk saling memiliki empati. Jika tidak, maka yang terjadi adalah agresi manusia yang dikombinasikan dengan kemajuan teknologi dalam persenjataan nuklir. Ini dapat menyebabkan kematian semua manusia.
"Kegagalan manusia yang paling ingin saya koreksi adalah agresi," kata Hawking kepada The Independent tahun lalu.
2. Pemanasan global
Perubahan iklim terus meningkat, tanpa akhir yang terlihat. "Kami tidak tahu kapan pemanasan global akan berhenti," kata Hawking pada Storyline.
Tapi skenario terburuk kiamat adalah bumi akan menjadi seperti planet kembarnya--Venus--yang memiliki suhu 250 celsius dan hujan asam sulfat. Umat manusia tidak dapat bertahan dalam kondisi tersebut.
Virus buatan manusia
Hawking memperingatkan bahwa virus rekayasa genetika dapat menghapus seluruh populasi dunia.
Gen beroperasi dengan cara yang tidak sepenuhnya dipahami. Memodifikasi satu bagian DNA tidak selalu memiliki hasil yang diharapkan. Sebaliknya, perkembangan virus bisa menjadi tidak terkendali.
"Ini hanya masalah waktu sebelum virus yang kebal antibiotik benar-benar berkembang," kata Hawking.
4. Robot
Hawking baru-baru ini menandatangani sebuah surat terbuka yang memperingatkan bahwa setiap intelijen bisa menciptakan "perlombaan senjata global (a global arms race)" di masa depan.
"Penting bagi kita untuk tetap sadar akan bahaya sains dan teknologi," ujar Stephen Hawking.
Advertisement