Liputan6.com, Jakarta Berbeda dengan Presiden AS yang istri ketiganya berusia jauh lebih muda, Presiden Prancis yang baru saja terpilih, Emmanuel Macron, menikahi wanita yang usianya jauh lebih tua, yakni sekitar 24 tahun.
Saat masih berusia 15 tahun, Emmanuel Macron jatuh cinta pada guru dramanya, Brigitte Trogneux. Saat itu Brigitte adalah seorang wanita menikah yang sudah memiliki tiga anak.
Hal ini tentu saja menggemparkan kota kecil tempat mereka tinggal, Amiens, yang berada di utara Prancis. Orangtua Macron lalu memutuskan untuk mengirim anaknya belajar ke Paris, jauh dari tempat mereka tinggal.
Advertisement
Namun hubungan mereka ternyata mampu bertahan. Brigitte Trogneux kemudian menceraikan suaminya dan menikah dengan Macron pada 2007. Pernikahan mereka terus bertahan sampai sekarang.
"Dia (Macron) hanya pernah memiliki satu pacar yang seusianya. Dua hubungan ini saja yang dimilikinya dengan wanita, yang sangatlah luar biasa sekarang ini," ujar Anne Fulda, penulis biografi Emmanuel Macron.
CNN menulis, kehidupan pribadi Emmanuel Macron tidaklah menjadi kontroversi di Prancis. Survei kecil-kecilan yang dilakukan media ini terhadap publik Prancis menunjukkan mereka sama sekali tidak ambil pusing dengan kisah cinta (saat itu masih calon) presidennya. Banyak yang menganggap hubungan pria muda dengan wanita yang jauh lebih tua adalah sesuatu yang manis.
Banyak juga publik yang menekankan, perbedaan usia Macron dan istrinya ini sama dengan perbedaan usia Donald Trump dan istrinya saat ini, Melania. Hanya posisinya berkebalikan.
Macron sendiri juga bisa dibilang sosok yang bertolak belakang dengan Trump. Maju sebagai calon presiden non-partai, Macron mencuri perhatian dan dukungan rakyat Prancis dengan kebijakannya yang menjanjikan Prancis yang lebih modern. Sedangkan kampanye Trump berisi tentang upayanya yang akan mengembalikan AS ke nilai-nilai lamanya.
Emmanuel Macron sering menyebut istrinya sebagai belahan jiwa dan pendampingnya. Macron, yang saat ini berusia 39 tahun, mengatakan dia akan lebih efektif memimpin Prancis jika dia bahagia--dan itu artinya dengan memiliki Brigitte di sisinya, mengutip Telegraph.
Saat kampanye, Macron mengumumkan, dia menginginkan posisi ibu negara--yang tidak memiliki status resmi di Prancis--untuk bisa lebih dikukuhkan lagi.
Alix Bouilhaguet, penulis buku tentang Macron dan pasangannya, mendeskripsikan bagaimana Brigitte (64) melatih tempo suaminya membaca pidato.
"Dia selalu elegan, sering mengenakan jeans ketat dan jaket gelap. Dia bisa berbaur dan tidak terlihat salah tempat dengan tim kampanye suaminya, walau perbedaan usia mereka hampir 25 tahun," ujar Bouilhaguet.
Saat sudah menjadi ibu negara nanti, Brigitte akan fokus pada bidang pendidikan dan bekerja untuk anak-anak kurang beruntung dan autistik.