Liputan6.com, Jakarta Meminta maaf benar-benar dapat meredakan konflik yang terjadi. Bukan hanya itu permintaan maaf juga dapat menjauhkan tubuh dari masalah kesehatan baik psikis maupun fisik.
Psikolog klinis, Daniel Watter, PhD, dari Morris Psychological Group di Parsippany, New Jersey, mengatakan, efek dari meminta maaf bisa memberikan efek positif dan negatif.
"Permintaan maaf yang hanya sekadar di mulut atau dengan emosi negatif justru akan mendekatkan Anda pada depresi dan gelisah," ujar Watter.
Advertisement
Pada akhirnya, kondisi tersebut dikaitkan dengan kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, nyeri otot, bahkan bisul karena stres berlebih.
Watter menambahkan individu yang memendam amarahnya dapat meningkatkan risiko gangguan makan
Kemarahan yang tidak terselesaikan juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan mobil atau kondisi psikologis, seperti gangguan makan atau bulimia nervosa yaitu kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus.
"Ini juga dapat membawa sistem saraf otak terhalang untuk berpikir jernih," katanya.
Sementara, jika individu bisa berlapang dada, meminta maaf, dan memaafkan dengan ketulusan maka hubungan baik akan terjalin secara signifikan.
Jeanette Raymond, PhD, psikolog klinis dan ahli hubungan di Los Angeles, juga berpendapat efek positif dari minta maaf dan memaafkan dengan tulus dapat mengurangi stres, membuat hormon seimbang, dan meningkatkan energi dikutip dari Everyday Health, Selasa (9/5/2017).