Liputan6.com, Jakarta Making love dan having sex sama-sama aktivitas bercinta. Namun ada perbedaan besar yang mendasari hal tersebut seperti diungkapkan psikolog Jovita Ferliana.
Having sex merupakan aktivitas bercinta yang hanya melibatkan gairah atau ketertarikan fisik dua insan manusia.
Berbeda dengan making love, kata Jovita, yang lebih dari sekadar fisik karena melibatkan emosi, perasaan, dan komunikasi terbuka. Semuanya itu berakhir dengan keintiman dan kenyamanan kedua belah pihak saat berhubungan seksual.
Advertisement
"Making love itu hubungan seksual yang lebih mendalam dibandingkan having sex. Perasaan nyaman dari kedua belah pihak sangat penting. Bukan hanya secara fisik penuh, tapi juga secara emosi," kata Jovita dalam peluncuran Durex Invisible di Jakarta pada Selasa (16/5/2017).
Lalu mungkinkah dalam sebuah hubungan pernikahan terjadi having sex? Sangat mungkin, kata Jovita. Biasanya hal ini terjadi ketika orang menikah karena perjodohan atau paksaan. Pasangan yang terlibat di dalamnya melakukan aktivitas seksual yang hanya melibatkan fisik, tanpa ikatan emosi yang kuat.Â
Namun idealnya aktivitas seksual dalam hubungan pernikahan adalah yang making love. Karena semakin dekat perasaan dengan pasangan, semakin nyaman tanpa batasan akan semakin intim pula hubungan. Hal ini akan membantu secara emosional mendapatkan kepuasan, baik seksual dan kualitas hubungan.