Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan, psikososial atau gangguan mental akibat bencana alam ini tidak hanya terjadi kepada anak-anak saja. Namun, justru lebih rentan terjadi pada ibu hamil dan lansia, dan penyandang difabel.
"Karena sesungguhnya yang sering mengalami trauma dan bahkan ada yang syok, ada yang stres, ada yang depresi justru para orangtua, terutama adalah lansia dan ibu hamil jadi kelompok rentan," tutur Khofifah dalam memberikan Pengarahan Layanan Dukungan bagi Psikososial di Hotel Novotel Jakarta Barat, Rabu (17/5/2017).
Untuk itu, kelompok rentan ini harus lebih didahulukan dalam memberikan layanan dukungan psikososial. Khofifah dan Kementerian Sosial (Kemensos) berintegrasi dengan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) akan membantu mereka di setiap bencana alam ataupun bencana sosial.
"Mereka (Tim Tagana) yang ada di garda depan di Kemensos, pada saat tanggap darurat. Maka sejak 2015, juga ada Bimtek (Bimbingan Teknis) bagi Tagana yang memiliki skill untuk melakukan layanan dukungan psikososial," ujar Khofifah.
Untuk psikososial sendiri, Khofifah mengatakan telah memiliki posko yang dapat mendeteksi yang membedakan trauma berat dan trauma ringan.
"Tim layanan dukungan psikosisal ini kan skill-nya khusus, karena mereka harus melakukan apa healing (penyembuhan) dari proses psikososial terapi, terutama pada kelompok rentan ," lanjut dia.
Tim Tagana sendiri saat ini telah berjumlah 5.300 personel yang disebar ke setiap daerah-daerah yang rawan bencana alam.
Mensos: Gangguan Mental Rentan Dialami Ibu Hamil
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan, psikososial atau gangguan jiwa rentan dialami ibu hamil, lansia dan difabel
Advertisement