Sukses

Ajaib, Divonis Bakal Mati Bocah Ini Sembuh Jelang Pemakamannya

Abby Furco (10) didiagnosis leukemia ketika berusia 4 tahun pada 2011 lalu.

 

Liputan6.com, Jakarta Orangtua telah mempersiapkan pemakamannya. Bahkan telah menuliskan kata-kata perpisahan untuk dibacakan saat penguburan. Para pemusik pengiring prosesi pemakaman pun telah dipilih. Sebentar lagi, 48 jam bocah ini bakal meninggalkan dunia akibat penyakit kanker darah langka. Begitu vonis dokter.

Abby Furco (10), nama bocah ini. Didiagnosis menderita leukemia saat usia 4 tahun, pada 2011. Kala itu dokter memperkirakan bakal bertahan hidup tak lama lagi, hanya 20 persen. Hati orang tua mana yang tak hancur mendengar vonis ini. Begitu pun hati orangtua Abby. Mereka masuk-keluar rumah sakit dalam beberapa tahun berupaa agar si buah hati mendapatkan pengobatan yang memadai.

Gadis cilik itu mengidap Philadelphia Chromosome positive acute lymphoblastic leukemia. Jenis leukemia ini tak merespon kemoterapi biasa sehingga keluarga Furco harus ke Ann & Robert H. Lurie Children's Hospital di Chicago untuk mendapatkan percobaan pengobatan spesial.

Percobaan pengobatan spesial itu berhasil. Abby akhirnya bisa menikmati kehidupan normal pada 2013. Dia kembali bersekolah, bermain sepakbola, serta mendaftar menjadi anggota pramuka. Namun, 11 bulan kemudian kankernya kembali.

Melansir Good Housekeeping, Kamis (18/5/2017), kali ini Keluarga Furco memutuskan pindah ke Chicago dari Virginia agar Abby bisa mendapatkan pengobatan maksimal. Gadis kecil itu mendapat transplantasi sumsum tulang belakang. Sayangnya prosedur tersebut tak berhasil. Dokter mendiagnosisnya dengan Graft-versus-host disease, sumsum donor tersebut malah menyerang tubuhnya. Kondisi kesehatannya merosot drastis. Ginjalnya tak berfungsi dan harus cuci darah 24 jam sehari.

"Dokter mengatakan itu merupakan saat untuk melepasnya pergi," ujar Patty, ibu Abby pada laman People.

Keluarga Furco pun kembali ke Virginia pada Juni 2016. Menurut mereka, memaksakan pengobatan lainnya hanya akan menambah penderitaan Abby. Tapi Tuhan punya rencana lain bagi gadis cilik itu. Alih-alih menutup mata selamanya, Abby malah terbangun keesokan paginya.

"Para dokter tak mengerti apa yang terjadi. Salah seorang dari mereka mengatakan padaku bahwa dia belum pernah melihat keajaiban seperti ini lebih dari 25 tahun terakhir," cerita Patty.

Abby kembali bugar. Dia bahkan bisa menghadiri Camp Fantastic, program bagi penyintas serta pasien kanker. Pada musim gugur tahun lalu Abby pun kembali ke sekolah serta berkumpul dengan teman-temannya. Kondisinya jauh dari diperkirakan para dokter.

Kini Abby didapuk sebagai duta St Baldrick's Foundation, menggalang kesadaran dan dana bagi penelitian kanker untuk anak. Dia masih rutin menerima steroid IV, bersekolah beberapa jam sehari, serta memupuk impian menjadi koki dan punya restoran sendiri.