Liputan6.com, Jakarta Para ahli medis di Uni Emirat Arab (UEA) mengimbau pengidap diabetes dan ibu hamil di sana untuk konsultasi sama dokter sebelum puasa.
Salah seorang dokter spesialis dari Universal Hospital, Dr Arif Maldar, mengatakan, imbauan ini rutin diberikan sebelum ramadan supaya pasien lebih hati-hati dalam bertindak selama menjalankan Rukun Islam ke-4 ini.
Advertisement
Baca Juga
Diabetesi, misalkan. Orang-orang dengan diabetes mengandalkan suntikan insulin dan obat untuk menstabilkan kadar gula dalam darah. Dengan konsultasi, diabetesi jadi tahu apakah selama puasa harus menaikkan dosis (suntikan dan obat) atau tidak.
Menurut Arif, penyesuaian ini dilakukan mengingat pengidap diabetes rentan terhadap penyakit ginjal dan jantung. Dan, pasokan darah yang berkurang selama puasa.
"Nantinya, dokter akan menentukan obat atau insulin mana yang harus dihentikan. Di pagi hari atau di malam hari setelah berbuka puasa. Tentunya, sesuai kadar gula, apakah diabetes tersebut dapat dikendalikan atau tidak," kata dia dikutip dari situs Khaleej Times, Selasa (23/5/2017)
Solusi yang disarankan untuk orang-orang dengan diabetes adalah minum lebih banyak air (saat berbuka sampai waktu imsak) guna mencegah dehidrasi. Jauhkan gorengan, pilih makanan yang dikukus atau direbus.
Berpuasa saat hamil
Berpuasa saat hamil
Rahma Ali, ahli gizi klinis di Burjeel Hospital Abu Dhabi mengatakan, ibu hamil juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa.
"Kebanyakan wanita yang sedang hamil sehat bisa berpuasa selama bulan Ramadan. Namun, mereka butuh konsultasi terlebih dahulu," kata Rahma.
Ibu hamil disarankan setidaknya minum 10 sampai 12 gelas air dan makan makanan yang kaya vitamin, mineral, dan sayuran hijau berdaun.
"Saya melihat banyak pasien hamil yang berpuasa tanpa mengalami komplikasi. Namun, mereka sedang mengalami permasalahan kehamilan, seperti muntah-muntah, terutama pada tahap awal kehamilan, sebaiknya tidak berpuasa terlebih dahulu," kata dia
Advertisement