Liputan6.com, Kanada Anda mungkin tak menyangka, bergerak dalam mimpi termasuk kategori gangguan tidur. Orang yang bergerak saat mimpi kemungkinan berisiko besar mengalami penyakit parkinson (kerusakan otak dan saraf) dan demensia (penurunan fungsi otak).
Baca Juga
Advertisement
Kondisi ini berasal dari area batang otak yang mengendalikan mimpi saat tidur, sebuah sel bernama neuron aktif-REM.
Temuan ini diteliti oleh Dr. John Peever dari University of Toronto, Kanada.
"Kami mengamati bahwa lebih dari 80 persen orang yang menderita gangguan tidur ini berisiko mengalami parkinson dan demensia. Penelitian kami menunjukkan, gangguan tidur dapat menjadi tanda peringatan dini untuk berbagai penyakit yang mungkin muncul sekitar lima belas tahun kemudian dalam hidup Anda," kata dr Peever, dikutip dari EurekAlert! Selasa (30/5/2017).
Dari hasil temuan ini dr Peever menargetkan, diagnosis gangguan tidur dari sel neuron aktif REM dapat memberi tindakan pencegahan agar mereka tetap sehat.
"Target ini akan memakan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun, jika berhasil, kelak bisa membantu ribuan orang menjalani kehidupan yang lebih sehat, sebelum mereka memerlukan perawatan medis serius," jelasnya.
Hasil temuan dipresentasikan pada 2017 Canadian Neuroscience Meeting, pertemuan tahunan Canadian Association for Neuroscience - Association Canadienne des Neurosciences (CAN-ACN).
Penelitian ini juga didukung Canadian Institute of Health Research (CIHR) dan Natural Sciences and Engineering Research Council (NSERC) di Kanada.  Â