Liputan6.com, Inggris Kanker penis adalah kondisi langka yang terjadi pada kulit atau di dalam penis. Menurut National Health Service (NHS) Inggris, kanker penis paling sering terjadi pada pria berusia di atas 60 tahun. Pria yang didiagnosis kanker penis membutuhkan pengobatan yang memadai.
Baca Juga
Advertisement
Selama tiga dekade terakhir, jumlah pria yang mengidap kanker penis meningkat lebih dari 20 persen. Cara yang paling umum untuk mengobati kanker penis adalah dengan melakukan operasi.
Operasi memang menyelamatkan pasien, tapi efek dari operasi ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi seksual dan kemih. Pria menjadi tidak nyaman dan terganggu jika bercinta dengan pasangannya.
Namun, penelitian baru menemukan operasi yang dilakukan tidak harus selalu menyebabkan hilangnya fungsi seksual, dikutip dari laman Express, Rabu (31/5/2017).
Dalam sebuah studi yang dipresentasikan pada European Society for Radiotherapy and Oncology (ESTRO) 36 Conference, peneliti menggunakan semacam terapi radiologi untuk perawatan kanker penis.
Terapi ini bernama brachytherapy.
Terapi yang efektif
Terapi yang efektif
Brachytherapy merupakan jenis terapi radiologi yang menggunakan kawat radioaktif yang dimasukkan ke dalam atau ke dekat tumor. Hasil temuan, kanker penis dapat terobati sekaligus membantu pria mempertahankan fungsi organ seksual.
Peneliti Dr Alexandre Escande mengatakan, brachytherapy adalah cara awal yang tepat untuk keberlangsungan hidup pria yang mengidap kanker penis. Tingkat kelangsungan hidup brachytherapy sebesar 79 persen.
Setelah lima tahun sejak menjalani brachytherapy, 85 persen pria mengakui kemampuan seksual berfungsi baik. Hanya 6 persen pria yang membutuhkan operasi lebih lanjut akibat efek sampingnya.
"Brachytherapy adalah pengobatan pilihan untuk pasien tertentu yang kankernya belum menyebar ke daerah, seperti spons pada jaringan ereksi di penis (korpus kavernosum)," katanya.
Advertisement