Liputan6.com, Sydney: Sebuah penelitian di Australia menunjukkan antara hubungan orang tua dan kesehatan mental atau psikologis anak - anaknya. Penelitian Badan Keluaraga Australian(AIFS) meneliti bahwa remaja mengalami dua kali depresi, serta kecemasan apabila mereka memiliki masa kecil yang suram dan tidak mendukung.
Diana Smart, pemimpin AIFS, mengatakan bahwa anak - anak yang dibesarkan dengan orang tua yang memiliki kekuatan pribadi dan kompetensi sosial, cenderung lebih sombong dan egois.
Sedangkan anak-anak yang dibesarkan dengan perhatian penuh cenderung mengalami kemajuan dalam psikologi mereka, emosi ataupun ego mereka tidak akan meledak - ledak dibandingkan dengan anak yang diacuhkan oleh orang tuanya. Oleh sebab itu, orang tua yang baik menunjukan dan memberikan berbagai manfaat sosial dan pengembangan mental terhadap nilai - nilai dalam masyarakat kepada anaknya. Hal ini dapat meningkatkan perasaan anak terhadap "simpati dan empati" dalam pertumbuhannya.
Penelitian ini mengambil data dari seribu pemuda berusia 23-24 tahun. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa hampir seperempat (23 persen) anak - anak tersebut dilaporkan mengalami bentuk pelecehan selama masa kecil mereka. Hal ini menunjukan bahwa sekitar 17 persen dilaporkan mengalami penganiayaan emosional, dibandingkan dengan 3 persen yang merasa terabaikan oleh orang tuanya. (Xinhua/ARI)
Diana Smart, pemimpin AIFS, mengatakan bahwa anak - anak yang dibesarkan dengan orang tua yang memiliki kekuatan pribadi dan kompetensi sosial, cenderung lebih sombong dan egois.
Sedangkan anak-anak yang dibesarkan dengan perhatian penuh cenderung mengalami kemajuan dalam psikologi mereka, emosi ataupun ego mereka tidak akan meledak - ledak dibandingkan dengan anak yang diacuhkan oleh orang tuanya. Oleh sebab itu, orang tua yang baik menunjukan dan memberikan berbagai manfaat sosial dan pengembangan mental terhadap nilai - nilai dalam masyarakat kepada anaknya. Hal ini dapat meningkatkan perasaan anak terhadap "simpati dan empati" dalam pertumbuhannya.
Penelitian ini mengambil data dari seribu pemuda berusia 23-24 tahun. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa hampir seperempat (23 persen) anak - anak tersebut dilaporkan mengalami bentuk pelecehan selama masa kecil mereka. Hal ini menunjukan bahwa sekitar 17 persen dilaporkan mengalami penganiayaan emosional, dibandingkan dengan 3 persen yang merasa terabaikan oleh orang tuanya. (Xinhua/ARI)