Liputan6.com, Jakarta Jangan salah, burung kakaktua pun bisa depresi. Hal ini terjadi pada Roxxi, seekor kakaktua jenis Psittacus erithacus atau Congo African Grey. Untungnya, setelah diberi obat antidepresan mengandung fluoxetine, Roxxi kini sudah sembuh dan kembali bahagia.
Beberapa saat lalu burung kakaktua ini mengalami kecemasan parah. Sang pemilik, Margy Newton, melihat jelas perubahan tingkah hewan berusia 10 tahun ini. Roxxi berhenti menikmati hal-hal yang dia sukai seperti berseluncur di pegangan tangga. Kondisinya makin buruk ketika dia mulai mencabuti bulu-bulunya sendiri.
"Sungguh mengerikan. Kami sangat sedih melihatnya melewati hal tersebut. Pernah suatu pagi saya melihatnya dia tidak ingin keluar dari kandang sama sekali," kata Margy mengutip storytrender, Senin (5/6/2017).
Advertisement
Lalu, Roxxi pun memberikan Prozac, sebuah merek dagang untuk fluoxetine. Ini merupakan sejenis obat antidepresan yang menyeimbangkan senyawa kimia di otak untuk meredakan gejala gangguan psikis seperti depresi, panik, dan kegelisahan. Siapa sangka, Roxxi pun berubah menjadi lebih tenang dan mulai bermain dengan burung-burung peliharaan Margy lainnya.
"Prozac membuat Roxxi lebih rileks, dia mulai bersemangat hidup. Perlahan tapi pasti, kondisinya membaik dan dia membiarkan bulu-bulunya tumbuh setelah kami memberikan Prozac," tutur Margy.
Kini, kondisi Roxxi jauh lebih baik dibandingkan enam bulan lalu. Dia sudah mau terbang keluar dari kandang. Margy pun bahagia melihat burung kakaktua peliharaannya ini mau bermain bersama burung-burung lain dan berselancar di pegangan tangga.
Â
Â
Â