Sukses

Jangan Bangga Bila Bayi Berdiri Tanpa Lewati Fase Merangkak

Jangan sepelekan manfaat bayi melewati fase merangkak, hal ini memengaruhi konsentrasi saat besar nanti.

Liputan6.com, Jakarta Setiap fase perkembangan bayi memiliki manfaat saat besar nanti. Sebaiknya bayi tidak melewati satu fase sekali pun. Termasuk fase merangkak yang merupakan bekal kemampuan konsentrasi saat besar nanti.

Merangkak merupakan gerakan kontralateral atau menyilang (tangan kiri maju, kaki kanan maju). Gerakan kaki tangan menyilang saat merangkak dapat merangsang, memperkuat, dan mengintegrasikan kedua belahan otak. Sehingga dengan merangkak dapat membantu mengoordinasi penggunaan kedua belah mata, telinga, tangan, dan kaki secara simultan.

"Coba perhatikan saat bayi merangkak itu membutuhkan tangan, kaki, serta penglihatan. Sehingga saat merangkak itu membutuhkan gerak dan koordinasi," kata dokter spesialis anak, Margareta Komalasari.

Seorang bayi mengikuti lomba merangkak untuk memperingati Hari Anak Internasional di Vilnius, Lithuania, Kamis (1/6). Orang tua memberikan iming-iming benda kesukaan buah hatinya saat mengikuti lomba. (Petras Malukas/AFP)

Ketika bayi tidak melewati fase merangkak tetapi langsung berdiri, hal tersebut bisa berdampak saat besar. Biasanya anak yang tidak melewati fase merangkak mengalami kesulitan konsentrasi, mulai dari sulit duduk diam hingga konsentrasi mudah pecah saat sudah duduk di bangku sekolah.

"Jadi jangan bangga, ya kalau anaknya enggak merangkak, tapi langsung berdiri. Anak harus melewati fase merangkak," pesan dokter Ata saat peluncuran Promina Puffs di Jakarta, ditulis Jumat (9/6/2017).

Rata-rata bayi mulai merangkak itu pada usia delapan bulan. Namun, ada juga bayi yang sudah merangkak pada usia enam bulan. Setiap individu berbeda-beda waktu merangkak tergantung pada gen serta stimulus. Namun, pastikan bayi melewati masa tersebut.

 

Â