Liputan6.com, Jakarta Pesawat terbang tanpa awak alias drone akan dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa penderita jantung. Peneliti Swedia berpikir, drone dapat dengan cepat memberikan defribrilator (mesin untuk mengejutkan jantung) pada seseorang yang mengalami gagal jantung.
"Serangan jantung bisa menurunkan kemungkinan bertahan hidup sekitar 10 persen," kata pemimpin studi, Andreas Claesson, seperti dimuat Everydayhealth, Sabtu (16/6/2017).
Baca Juga
Oleh karena itu, kata dia, drone bisa dimanfaatkan mengingat tidak ada standar waktu ambulans datang tepat waktu. "Jika serangan jantung tiba-tiba terjadi, tim medis harus melawan lalu lintas untuk memberikan defibrilator kepada mereka yang membutuhkan."
Advertisement
Hanya saja, Andreas mengingatkan bahwa tantangannya adalah menghubungkan pasien dengan petugas layanan darurat terlatih secara tepat waktu.
"Perangkat defibrillator otomatis (AED) biasanya ada di tempat umum seperti tempat olahraga, mal, dan bandara. Namun tetap saja, ketika serangan jantung terjadi, banyak orang di daerah terpencil harus menghubungi tim medis," ungkap Andreas, seperti dimuat dalam laporan Journal of American Medical Association.
Dalam uji coba yang dilakukan Andreas, drone berhasil mengirimkan AED hanya dalam waktu lima menit. Lebih cepat dibandingkan dengan standar rata-rata waktu ambulans 22 menit. Meski demikian, uji coba lain akan dilakukan kembali untuk mempercepat penanggulangan pasien jantung.
Â