Sukses

Hidup Sendiri di Pulau Terpencil, Mantan Miliarder Merasa Aman

Hanya ditemani anjingnya, mantan miliarder David Glasheen hidup menyepi di pulau terpencil.

Liputan6.com, Jakarta Tinggal di sebuah pulau terpencil seorang diri bisa jadi bukan masa depan yang diimpikan banyak orang. Tapi itulah hidup yang kini dijalani oleh mantan miliarder David Glasheen.

Sudah 20 tahun David tinggal di Restoration Island yang terletak di Timur Laut Australia, tepatnya sejak Mei 1997. Saham anjlok yang menyebabkan kebangkrutan di tahun 1987 memicu mantan miliarder ini untuk pindah dan hidup menyendiri di pulau tersebut.

David Glasheen terlahir dari keluarga berada asal County Cork, Irlandia. Layaknya putra-putra hartawan, David menempuh pendidikan di sekolah asrama swasta dan kemudian berkarier sebagai pebisnis selepas pendidikan universitas.

David berhasil mengembangkan perusahaan tambang emas di Papua New Guinea tapi kemudian kehilangan 6 juta dollar dalam 12 bulan usai resesi ekonomi global pada Oktober 1987. Tak hanya kehilangan harta, David juga kehilangan keluarga. Istrinya memutuskan meninggalkan David tak lama setelah dia bangkrut.

Ide tinggal di pulau terpencil didapat dari kekasih barunya kala itu. Sang kekasih mengatakan ingin melarikan diri ke pulau terpencil. Dan David pun mulai mencari destinasi itu.

David pertama kali berkunjung ke Restoration Island pada 1993. Empat tahun kemudian dia benar-benar memutuskan tinggal di pulau tersebut setelah mendapat izin sewa 50 tahun dari negara bagian Queensland.

Meski kekasihnya lantas merasa tak cocok hidup di alam liar, David tetap memutuskan mengasingkan diri. Kini David hanya ditemani anjing kesayangannya, Polly. Meski pasokan listrik dan air bersih di pulau tersebut terbatas, serta ada banyak binatang buas di sekelilingnya, dia merasa aman tinggal di sana.

"Di sini ada banyak ular, laba-laba, dan buaya tapi lebih aman di sini dibandingkan di bagian dunia lainnya bila dikaitkan dengan serangan teroris. Aku senang di sini karena aku merasa aman, tak peduli setua apa atau sekuat apa pun dirimu, kau masih ingin tidur dengan nyenyak tanpa khawatir akan diserang," ujarnya.

Bagi David, pulau itu bak surga dunia. Dia bahkan ingin mengembuskan napas terakhirnya di pulau itu.

"Aku ingin meninggal di sini. Di mana lagi kan, selain di sini? Ini adalah surga duniaku. Ketika aku datang ke sini, aku sakit karena uang. Uanglah yang membuat orang sakit dan pernikahanku hancur," cerita mantan miliarder ini.

2 dari 2 halaman

Rindu Teman Hidup

David tak menampik bila dia pun kerap merindukan teman hidup. Dia merindukan obrolan berbobot dengan seseorang serta sentuhan fisik.

"Akan menyenangkan punya pasangan yang mau tinggal bersamaku di sini atau beberapa wanita yang ingin datang berkunjung beberapa kali setahun," harapnya.

Tapi sesungguhnya David tak selalu sendiri. Terkadang ada turis yang datang ke pulau itu. Bahkan aktor Russel Crowe pun pernah berkunjung ke sana. David dengan senang hati menjamu mereka. Kini kunjungan tersebut jauh berkurang, hanya ada 12 orang yang berkunjung dalam setahun.

Mengasingkan diri di pulau terpencil tak berarti David benar-benar terputus dengan dunia luas, seperti dilansir laman New York Post, Rabu (21/6/2017). Dia masih bisa mengakses internet, membaca berita terbaru, berinteraksi melalui media sosial, dan menonton berbagai tayangan di Youtube. Favoritnya adalah Britain's Got Talent.

David mengandalkan panel surya untuk mendapatkan aliran listrik dan mengisi generator. Air bersih terbatas pun baru terpasang beberapa tahun lalu. Kesehariannya jauh berbeda dari masa ketika hidupnya masih berlimpah harta. Kini David tinggal di sebuah bilik kayu sederhana.

Semula David berencana membangun kompleks hotel di pulau itu. Tapi sekarang dia hanya ingin membangun tempat retret kesehatan nirlaba yang ramah lingkungan.

Sekali dalam setahun David pergi ke Cairns, kota terdekat dari pulau untuk berbelanja berbagai keperluan harian. Selebihnya dia hanya menjelajah pulau, menanam sayurannya sendiri, menangkap ikan, kepiting, dan udang.

 

 

 

Â