Liputan6.com, Jakarta Segala macam bentuk bully pernah Afgan terima semasa SMP dulu. Dari tindak kekerasan, ejekan verbal, mental, sampai fisik. Trauma, itu sudah pasti. Tembok teramat tinggi pernah membelenggu Afgan sampai dia terjun ke dunia hiburan Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Bisa dibilang masa-masa SMP adalah masa yang cukup berat, karena pem-bully-an itu terjadi hampir selama tiga tahun. Verbal pasti, violence yang didorong pun aku pernah," kata Afgan kepada Health Liputan6.com pada Jumat, 16 Juni 2017.
Trauma akibat bully yang dia terima membuat Afgan jadi sosok remaja yang memilih menutup diri. Pelantun tembang "Ku Dengannya Kau Dengan Dia" ini mudah panik dan cenderung paranoid.
"Aku juga sempat nggak pede sama diri sendiri, yang membuatku jadi membatasi diri dengan orang lain. Aku enggak bisa connect dengan orang lain," kata Afgan.
Namun, sejak dia terjun ke dunia musik pada medio 2008, semua trauma yang membuatnya "terkekang" perlahan-lahan dia kikis. Afgan berusaha melupakan semua pengalaman pahit pernah dia terima, dan memaafkan orang-orang yang pernah merisaknya.
"Trauma itu tetap masih ada sampai sekarang, karena trauma akan terus ikut sampai kita sukses. Akan tetapi aku berusaha melupakan semuanya, dengan enggak punya rasa dendam ke mereka-mereka yang sudah jahat sama aku," kata Afgan.