Liputan6.com, Jakarta Isu LGBT dan pernikahan sejenis kembali ramai dibicarakan. Hal ini dipicu pernyataan CEO Starcbucks, Howard Mark Schultz yang mendukung LGBT dan pernikahan sejenis. Howard juga mempersilakan para pemilik saham yang tidak sejalan dengannya hengkang dari Starbucks.
Menanggapi hal ini, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault menyatakan dirinya menolak LGBT. Namun, lanjutnya, LGBT jangan dijauhi. Mereka justru harus didekati dan disadarkan jika masih bisa sadar.
Adhyaksa menjelaskan, Bung Karno, Bung Hatta, dan semua pendiri Republik sudah sepakat bahwa Indonesia adalah negara yang ber-Tuhan. Kemudian lahirlah Pancasila. Itu sebabnya di Himne Pramuka terdapat kalimat “Kami Pramuka Indonesia, Manusia Pancasila..”
“Saya tegaskan bahwa Indonesia adalah negara bertuhan dan Pramuka adalah manusia Pancasila. Oleh sebab itu, sebagai manusia Pancasila yang percaya adanya Tuhan, kami Gerakan Pramuka menolak LGBT. Sebagai bangsa yang mengakui adanya Tuhan, maka sepatutnya kita tidak melakukan larangan-larangan Tuhan. LGBT itu dilarang semua agama,” ujar Adhyaksa Dault di Jakarta (3/7/2017).
Adhyaksa menambahkan, tidak ada orangtua yang ingin anaknya jadi LGBT. Masalahnya sekarang, ada kampanye yang memungkinkan anak-anak Indonesia tertarik menjadi LGBT, yang tujuan akhirnya melegalkan pernikahan sesama jenis.
“Inilah yang harus kita hadapi bersama-sama. Pramuka adalah benteng generasi muda melawan propaganda LGBT,” imbuhnya.
Adhyaksa juga mengatakan ia akan terus menyampaikan ancaman LGBT di Gerakan Pramuka. Mantan Menpora ini juga berjanji saat Raimuna Nasional XI 2017 nanti akan menyampaikan bahaya LGBT kepada seluruh peserta.
“Pada 13-21 Agustus 2017 ada Raimuna Nasional XI Gerakan Pramuka di Cibubur, Jakarta. Ini pertemuan 15.000 Pramuka dari seluruh kota/kabupaten di Indonesia. Akan kita sampaikan tentang bahaya LGBT, narkoba, terorisme, pergaulan bebas, etika di media sosial dll. Kita ingin setelah Raimuna Nasional semua semakin semangat menjadi kader Pancasila dan NKRI, serta paham ancaman-ancaman yang sedang dihadapi bangsa Indonesia sekarang,” tutup Adhyaksa Dault.
Advertisement