Sukses

Kemampuan Langka, Dokter Tampan Ini Mampu Rasakan Sakit Pasien

Joel Salinas memiliki kondisi langka yang membuatnya bisa merasakan sakit yang orang lain rasakan.

Liputan6.com, Jakarta Seorang dokter saraf asal Boston, Amerika Serikat, memiliki kondisi langka yang tak bakal didapatkan di bangku kuliah kedokteran. Joel Salinas, begitu nama dokter ini memiliki kemampuan merasakan sakit orang lain, termasuk pasiennya.

Sejak kecil Salinas merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Saat melihat orang sakit, dia merasakan sakit sama seperti yang orang tersebut rasakan.

Rupanya pria kelahiran 1983 ini memiliki kondisi langka bernama sinestesia (mirror-touch synesthesia). Diprediksi hanya dua persen dari populasi dunia yang memiliki kondisi seperti yang dialami Salinas. 

"Saat saya kecil, setelah saya mampu merasakan dipeluk ketika melihat orang lain dipeluk, lalu saya bisa juga merasakan sakitnya ketika melihat orang lain tertabrak mobil," katanya.

"Ketika saya melihat orang lain disentuh, saya bisa merasakan sensasi yang dirasakan orang tersebut. Ini semacam refleksi dari cermin, sehingga saya benar-benar bisa merasakan sama yang orang lain rasakan," tambahnya saat diwawancarai CBS.

Kemampuan merefleksikan sakit yang dirasakan orang lain bisa begitu nyata. Kondisi ini jika tidak dikendalikan mampu menimbulkan masalah mental, yakni cemas dan depresi.

Salinas pun mengalami hal tidak menyenangkan dengan kondisi langka itu. Pernah saat masih kuliah kedokteran, dia merawat seorang pasien yang baru saja mengalami kecelakaan. Lengan pasien harus diamputasi.

"Saya ingat betul saat itu saya merasa seolah lengan saya dipotong dan bisa merasakan darah turut mengalir," ceritanya mengutip People, Senin (10/7/2017).

Walau kondisi sinestesia ini membuat Salinas sakit, kini dia menggunakan sebagai kekuatan dalam berkomunikasi dengan pasien.

"Kondisi langka ini membuat saya bisa benar-benar terhubung dengan pasien, saya bisa turut merasakan rasa sakit yanga dia alami," tutur pria lulusan University of Miami Miller School of Medicine, Amerika Serikat. 

 

Saksikan juga video menarik berikut: