Liputan6.com, Jakarta Sulit tidur di malam hari atau insomnia, selain berdampak buruk pada kesehatan tubuh, juga mempengaruhi otak. Dalam sebuah studi terbaru dilaporkan, kualitas tidur yang buruk ternyata dapat meningkatkan risiko Alzheimer.
Dalam studi yang melibatkan 101 subjek dengan usia rata-rata 63 tahun, para peneliti menyimpulkan, kualitas tidur yang buruk benar-benar mengganggu kesehatan.
Baca Juga
"Beberapa studi pada hewan mencatat, selama tidur, kapasitas untuk membersihkan racun seperti amiloid beta-- protein beracun yang membentuk plak di otak orang-orang dengan Alzheimer meningkat. Ada kemungkinan hal ini juga terjadi pada manusia," tulis peneliti, seperti dilansir Huffingtonpost, Selasa (11/7/2017).
Advertisement
Menurut peneliti, semua peserta dalam studi ini mengetahui faktor risiko Alzheimer, seperti riwayat keluarga atau gen APOE. Jadi mereka bisa menilai kualitas tidurnya masing-masing.
"Tidak semua orang dengan masalah tidur ditakdirkan untuk mengembangkan penyakit Alzheimer," kata Bendlin, seorang profesor kedokteran di University of Wisconsin School of Medicine and Public Health pada The New York Times.
Namun studi terbaru ini, kata Bendlin, masih memiliki kekurangan. Selain terlalu objektif, penelitian ini belum jelas apakah intervensi saat kurang tidur bisa menurunkan risiko Alzheimer. Untuk itu, perlu ada studi pendukung lain.
Alzheimer merupakan jenis penyakit yang disebabkan rusaknya struktur kimia otak dari waktu ke waktu. Mereka yang mengalaminya akan mengalami penurunan fungsi kognitif termasuk memori, perhatian, bahasa, kemampuan visual-spasial, dan fungsi eksekutif (perilaku tidak terkontrol).
Â
Simak video menarik berikut ini:
Â