Liputan6.com, Jakarta Pamor lagu "Despacito" mulai melejit sejak versi duet Luis Fonsi bersama Justin Bieber keluar. Seantero bumi geger, dan lirik dari lagu yang dibuat oleh Luis Fonsi dan Daddy Yanke ini seakan enggan keluar dari otak kita, menghantui di mana pun kita berada. Tubuh pun tanpa sadar refleks bergerak begitu mendengar penggalan lagu "Despacito" yang sedang diputar.
Video dari Niana Guerrero, adik dari Ranz seorang vlogger dari Filipina, yang mendadak menari setiap mendengar lagu "Despacito" yang sedang diputar sempat menjadi viral. Video itu seperti gambaran nyata yang tengah terjadi di diri kita saat ini. Sebagian setuju, sedangkan yang lain enggan mengakui.
Lantas, bagaimana tanggapan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Sophia Benedicta Hage, terkait akan hal itu?
Advertisement
"Kalau jawaban lebih rincinya saya harus memback-up ini dengan jurnal-jurnal, tapi sederhananya memang ada lagu-lagu dengan beat tertentu yang dapat membuat otak dan tubuh kita terkoordinasi dengan mudah," kata Sophia Hage saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa, 11 Juli 2017.
Lebih lanjut, terdapat sejumlah lagu dengan beat atau ritme tertentu yang dengan mudah untuk diikuti karena memang dapat memicu gerakan ritmik. Misalkan, lagu-lagu yang dipakai saat senam aerobik. Pemilihan lagu tidak boleh sembarangan. Instruktur akan memilih lagu dengan beat yang bisa diikuti. Jika tidak, akan sulit bagi orang-orang yang ingin senam aerobik untuk bergerak.
"Jadi, kalau misalkan ada beat (sebuah lagu) 120 beat per menit mudah diikuti, karena tubuh dan otak kita tidak perlu berpikir rumit untuk mengikuti beat tersebut. Beat 80 sampai 120 beat per menit itu (hitungannya) tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lambat," kata Sophia Hage menekankan.
Sophia Hage setuju jika lagu-lagu seperti "Despacito" memang cocok dijadikan lagu `pancingan` untuk mengajak orang-orang yang malas berolahraga jadi mau bergerak.