Sukses

Menyikapi Anak Menangis karena Bau Tangan

Sebenarnya, harus bagaimana menyikapi anak yang "bau tangan"? Haruskah anak menangis segera digendong?

Liputan6.com, Jakarta “Iiih, jangan digendong-gendong terus. Nanti bau tangan, lho, kamu sendiri yang repot!”
“Jangan digendong terus. Kalau nangis biarin saja dulu, jangan langsung digendong nanti jadi bau tangan.”

Bagi para calon orang tua atau orang tua yang sedang memiliki bayi, mungkin sering mendengar komentar di atas saat bayi sedang menangis. Namun sebenarnya, harus bagaimana menyikapi anak yang "bau tangan"? Boleh tidak bayi langsung digendong?

Sebaiknya orangtua menggendong atau menenangkan ketika bayi menangis. Pada empat bulan pertama setelah kelahiran, bayi akan lebih sering menangis. Menangis merupakan satu-satunya sinyal atau cara bayi untuk mengkomunikasikan kebutuhannya kepada orang di sekitarnya.

Ketika orangtua sensitif dan responsif terhadap tangisan bayi, bayi akan belajar bahwa ada orangtua yang memahami kebutuhannya dan dia belajar akan rasa aman melalui pengalaman ini.

Kehadiran orangtua melalui sentuhan, suara, dan gerakan menggendong yang memiliki ritme akan membantu bayi meregulasi dirinya. Hal ini juga membangun kelekatan (attachment) antara orang tua dan anak yang akan menjadi fondasi bagi anak untuk tumbuh kembang optimal.

Saat orangtua tidak memberikan respons atau menenangkan tangisan bayi, akan membuat level stres bayi meningkat dan justru membuat bayi semakin rewel karena tidak ada yang membantunya belajar meregulasi dirinya. Bayi juga akan belajar bahwa tidak ada yang memahami kebutuhannya dan merasa diabaikan. Apabila terus-menerus tangisannya tidak direspons, lama-kelamaan bayi dapat berhenti memberikan sinyal komunikasi. *

 

Rayi Tanjungsari, M.Psi
Psikolog di Klinik Kancil & PION Clinicians

 

Video Terkini