Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Kota Bandung menyatakan program pelayanan kesehatan warga miskin, Layad Rawat, ditunda peluncurannya menjadi tanggal 24 Juli 2017. Semula program tersebut dijadwalkan akan diluncurkan pada 13 Juli 2017.
Penyebabnya adalah Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, berhalangan hadir secara langsung dalam peluncuran layanan kesehatan itu. Kabarnya, layanan kesehatan ini akan mengerahkan 481 petugas medis yang terdiri dari 87 dokter, 184 perawat, 187 bidan, dan 23 ahli gizi.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita Sri Hasniarty, sebagai penggagas layanan medis Layad Rawat, Wali Kota Bandung yang kerap dipanggil Kang Emil itu akan meluncurkan langsung inovasi pelayanan medis tersebut.
Advertisement
"Beliau ada kegiatan pertemuan wali kota dan bupati se-Indonesia," kata Rita Verita Sri Hasniarty kepada Liputan6.com, Jumat, 21 Juli 2017.
Rita Verita Sri Hasniarty mengatakan gagasan layanan Layad Rawat tersebut berawal dari banyaknya keluhan warga yang kesulitan mengakses pelayanan medis. Kesulitan yang dimaksud berupa penuhnya instansi kesehatan, jarak tempuh, dan ekonomi. Hal-hal tersebut diketahui oleh Emil.
Rita Verita menjelaskan, nantinya pelayanan kesehatan Layad Rawat tersebut diberikan langsung kepada warga di tempat tinggalnya yang menderita penyakit khusus.
"Terutama untuk pasien kasus-kasus khusus yang perlu diberikan pertolongan secepatnya seperti kejadian darurat warga lanjut usia yang jatuh, hipertensi, dan kencing manis," ujar Rita.
Dia menambahkan, untuk memperoleh layanan Layad Rawat, warga atau pun kerabatnya dapat menghubungi kader kesehatan yang menghubungi puskesmas setempat. Selain itu, nomor 119 juga dapat dipergunakan dalam pelayanan tersebut.
Namun, jumlah petugas medis yang telah dipersiapkan dalam layanan Layad Rawat tersebut dianggap belum ideal. Untuk melayani 2 juta warga Kota Bandung yang 325 ribu di antaranya masuk kategori miskin, dibutuhkan 1.110 petugas medis terdiri 2000 dokter, 400 perawat, 300 bidan, dan 70 ahli gizi. (Arie Nugraha)