Sukses

Pahitnya Masa Kanak-Kanak Chester Bennington

Chester Bennington yang meninggal dunia akibat tewas bunuh diri sudah mengalami kejadian pahit sejak masih kanak-kanak

Liputan6.com, Jakarta Masa lalu Chester Bennington terlalu pahit untuk diingat. Vokalis band legendaris Linkin Park yang ditemukan tewas bunuh diri pada Kamis, 20 Juli 2017, pernah menjadi korban pelecehan saat berumur tujuh tahun, dan kerap mendapat perlakuan tidak mengenakkan.

Perbuatan tidak menyenangkan itu dilakukan oleh teman lelaki yang usianya lebih tua beberapa tahun. Dan pengalaman itu menjadi salah satu penyebab hidup Chester berantakan. Menurut dia, masa dewasa yang dia lalui terbentuk dari semua kejadian tragis yang menghampiri di masa kanak-kanak.

"Saya dipukuli dan dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin saya lakukan. Ini menghancurkan rasa percaya diri saya," kata Chester.

Tidak banyak yang tahu, termasuk penggemar Linkin Park garis keras, mengenai kisah kelam sang vokalis. Namun, Chester berani buka suara saat diwawancarai majalah Kerrang pada 2008.

"Ini meningkatkan rasa sensitif saya," kata Chester Bennington menambahkan.

Bungkam, hanya itu yang dapat dia perbuat. Seperti kebanyakan anak-anak, Chester Bennington kecil takut mendapat perlakukan lebih keji lagi apabila berkata jujur. 

"Saya hanya tidak ingin orang jadi berpikir bahwa saya gay dan berbohong," kata Chester kemudian. 

Ketika Chester berusia 11, orangtuanya memutuskan bercerai. Chester ikut dengan sang ayah yang berprofesi sebagai detektif polisi. Profesi yang tak biasa itu membuat ayah Chester kerap bekerja lembur dan meninggalkannya sendiri di rumah untuk waktu lama. Sementara pelecehan dari kawan yang hingga kini tak terkuak jati dirinya itu terus menimpanya selama kurang lebih enam tahun. Kondisi itu baru berakhir setelah dia umur 13.  

Kekerasan yang diterimanya itu meninggalkan kebencian di benaknya. Dia merasa diabaikan oleh keluarga. 

"Saya membenci semua orang yang ada di keluarga saya. Saya merasa ditinggalkan oleh ibu saya, dan ayah saya ketika itu tidak stabil secara emosional. Aku merasa tak bisa mengadu pada siapa pun. Setidaknya itu yang ada di benakku ketika kecil," kata dia.

Merasa keberuntungan hampir tak pernah berpihak kepada dia, Chester Bennington yang mulai beranjak dewasa perlahan mengenal zat-zat psikotropika.

Dia mengaku, rasa percaya diri yang sempat redup selama belasan tahun itu kembali muncul setelah rajin minum alkohol dan memakai obat-obatan.

Dalam sehari, vokalis yang memiliki teriakan khas ini mampu menggunakan 11 jenis zat yang berbeda. Aneh, kata dia, karena meski seperti itu dia masih mampu berbicara lancar.

Chester Bennington berada juga di titik yang membuat dia tersadar untuk berhenti. Menghentikan semua kebiasaan buruk yang sudah menjadi hobi dia sejak lama.

Dia mulai melakukan konseling. Chester senang melihat banyak orang yang terbuka dan mau mendengarkan semua keluh dan kesah yang dia punya.

"Saya tidak tahu kalau ternyata mimpi buruk saya selama ini adalah seperti itu," ujar Chester Bennington lagi.

Sang vokalis itu kini sudah tiada. Chester Bennington meninggal dunia di umur 41 tahun tepat di hari ulang tahun sahabat tercinta, Chris Cornell yang juga meninggal karena bunuh diri di bulan Mei lalu.