Liputan6.com, Bangalore, India Anda mungkin tak menyangka, pemain gitar tak hanya bisa memetik gitar di sambil berjalan atau duduk saja. Abhishek Prasad, 37 tahun, memainkan gitar saat menjalani operasi otak.
Â
Baca Juga
Advertisement
Operasi otak yang dilakukan selama empat jam di Bhagwayn Mahaveer Jain Hospital, Bangalore, India bertujuan memperbaiki kram di jari-jarinya.
Selama 20 bulan sebelum operasi pada 11 Juli lalu, Prasad didiagnosis menderita gangguan sistem saraf, yang disebut distonia musikal (musical dystonia), kata Sharan Srinivasan, kepala ahli bedah saraf di Bhagwayn Mahaveer Jain Hospital.
Gangguan ini menyebabkan kram pada tiga jari (jari tengah, jari manis, dan kelingking) di tangan kiri.
"Ini sangat ajaib, saya tidak bisa bermain gitar selama 20 bulan terakhir. Dalam beberapa detik saja, sekarang jari-jari sudah bisa bergerak bebas. Saya bisa main gitar dengan normal," ujar Prasad yang memainkan gitarnya saat operasi otak berlangsung, dilansir dari CNN, Senin (24/7/2017).
Ablasi frekuensi radio
Ahli bedah Srinivasan melakukan proses ablasi (jenis operasi yang memberikan energi listrik ke organ tubuh) menggunakan frekuensi radio. Pasien pun menerima anestesi lokal untuk memperbaiki kondisi tersebut. Metode perawatan ini telah dilatih Srinivasan di Jepang.
Perawatan menggunakan arus frekuensi radio untuk menghancurkan bagian sistem otak yang memicu tremor abnormal (gerakan otot otak yang tak terkendali).
Usai pemasangan suatu alat ke kepala Prasad. Pemindaian MRI (Magnetic Resonance Imaging) berperan memetakan bagian otaknya. Untuk menentukan area bagian otak yang tepat sebelum diberikan arus frekuensi radio dibutuhkan respons tubuh dari pasien.
Inilah sebabnya, mengapa pasien harus tetap sadar selama operasi. Lewat jari-jari Prasad memainkan gitar akan terlihat bagian otak merespons gerakan tersebut. Artinya, selama saya mengoperasi otaknya, dia terus bermain gitar," kata Srinivasan.
Advertisement
Berikan anestesi
Srinivasan mengambil tindakan pencegahan agar Prasad tidak kesakitan selama operasi otak. Ia memberikan anestesi lokal pada Prasad.
"Tiap kali menyayat kulitnya, saya memberikan suntikan anestesi sehingga dia tidak merasakan sakitnya," katanya. "Otak itu sendiri tidak memiliki rasa sakit. Hanya kulit atau bagian atas tengkorak yang terasa menyakitkan."
Distonia musikal yang cukup parah memengaruhi kinerja seseorang, terutama terhadap sekitar 1 persen musisi."Pasien mengira mereka memiliki masalah psikologis," kata Srinivasan. "Mereka tidak tahu kalau ini masalah gangguan sistem saraf yang bisa disembuhkan."
Prasad dirawat di rumah sakit selama tiga hari setelah operasi. Bahkan ia berencana merilis lagu pertamanya (pasca operasi) minggu depan. Tentunya, lagu tersebut diciptakan dengan iringan permainan gitarnya sendiri.