Liputan6.com, Jakarta Selain kesehatan fisik semua orangtua juga harus memperhatikan dan menjaga kesehatan mental anaknya. Sebab, masalah atau gangguan pada psikologis seseorang bisa dikelola sejak dini, seperti tingkat stres, gelisah, sampai tahap depresi.
Data dari National Alliance on Mental Illness, diperkirakan dua persen anak usia sekolah dapat mengalami depresi. Meski kondisi ini tidak umum, tapi orangtua bisa mencegahnya sedini mungkin.
Seperti dikutip dari Parents, Selasa (15/7/2017) Rachelle Theise, Psy.D., asisten profesor klinis dan psikolog anak di The NYU Child Study Center, mengatakan, anak yang menderita gangguan belajar lebih mungkin berisiko depresi. Khususnya, mereka yang memiliki faktor genetika, perceraian orangtua, kekerasan dalam rumah dan penggunaan obat terlarang.
Advertisement
"Penting untuk mengetahui tanda depresi pada anak sehingga orangtua dapat secara cepat tanggap memahami kesedihan yang dialami anak," kata Theise.
Anxiety & Depression Association of America dan America Academy Child & Adolescent Psychiatry, menyarankan orangtua untuk memperhatikan tanda berikut ini untuk melihat tingkat depresi pada anak. Jika sepuluh tanda berikut terjadi lebih dari dua minggu, orangtua harus mendiskusikan dengan pakar.
1. Kesulitan tidur atau kegelisahan.
2. Kesulitan berkonsentrasi atau energi rendah.
3. Seringkali keluhan penyakit fisik seperti sakit kepala dan sakit perut.
4. Rasa bosan yang mudah datang dan hilang ketertarikan untuk bersosialisasi atau melakukan kegiatan favorit.
5. Perubahan nilai yang drastis, mendapat masalah di sekolah, atau menolak masuk sekolah.
6. Perubahan kebiasaan makan.
7. Mudah marah, mudah tersinggung, sedih dan mudah menangis.
8. Rendah diri dan merasa tidak berharga.
9. Bicara tentang kematian atau bunuh diri.
10. Melakukan upaya melarikan diri dari rumah.