Liputan6.com, Jakarta Sebuah laporan terbaru mengungkapkan jumlah sperma pria-pria di negara Barat menurun drastis. Menurut peneliti, penurunan jumlah sperma mencapai 50 persen dalam 40 tahun terakhir.
Paparan fakta mengejutkan soal penurunan jumlah sperma ini terungkap dalam studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Human Reproduction Update. Menurut studi ini, penurunan jumlah sperma pria dengan responden dari Amerika Utara, Eropa, Selandia Baru, dan Australia bakal terus terjadi.
"Hasil studi ini benar-benar mengejutkan," kata pemimpin penelitian dari Hebrew University-Hadassah Braun School of Public Health and Community Medicine, Yerusalem, Hagai Levine.
Advertisement
Studi ini tidak menemukan penjelasan apa penyebab pasti jumlah sperma menurun. Namun, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan penurunan jumlah sperma dalam air mani. Prediksi Levine, hal ini terjadi terkait faktor lingkungan dan gaya hidup selama pria ini masih dalam kandungan, serta paparan pestisida, rokok, stres, dan obesitas saat mereka terlahir di dunia.
"Penjelasan yang mungkin paling pas adalah pria-pria di Barat selama beberapa dekade terakhir terpapar bahan kimia buatan. Dan, ada banyak bukti bahan kimia itu merusak fungsi reproduksi," kata Levine mengutip Time, Rabu (26/7/2017).
Walau tak tahu pasti apa penyebabnya, Levine mengatakan perlu ada penelitian besar untuk mengidentifkasi penyebab penurunan jumlah sperma. Sehingga, bisa dilakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Sayang, penelitian ini hanya pada pria-pria di negara Barat. Sehingga, tidak diketahui bagaimana kondisi jumlah sperma pria Asia.
Bagi Anda para pria yang merasa khawatir dengan jumlah spermanya, Levine punya saran. Dia mengatakan pentingnya menjaga gaya hidup sehat, mulai dari menjaga asupan makan, tidak stres, dan merokok, serta rutin berolahraga sehingga jumlah sperma terjaga.Â
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â